HALO SPORT – Rudy Eka Priyambada ditunjuk menjadi pelatih kepala timnas wanita senior.
Seperti dirilis web resmi PSSI, penunjukkan dirinya sebagai juru taktik skuad Garuda Pertiwi telah diputuskan pada rapat Komite Eksekutif PSSI yang digelar pada Rabu (20/1/2021) lalu di Jakarta.
“Pelatih Timnas Wanita Senior sudah ditetapkan, yakni Rudy Eka Priyambada. Penunjukkan ini berdasarkan rekomendasi dari hasil seleksi yang dilakukan oleh tim direktur teknik” ujar Plt Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi.
Rudy Eka dipilih setelah tim direktur teknik selesai melakukan serangkaian seleksi, termasuk pemaparan program dan rencana jangka panjang Timnas Wanita.
“Tentu banyak persyaratan dan hal-hal teknis yang menjadi pertimbangan oleh tim direktur teknik dalam melakukan proses seleksi para kandidat. Yang kandidat sudah diseleksi secara matang dan hal penunjukkan ini sudah diputuskan pada rapat eksekutif komite,” katanya.
Pelatih berusia 38 tahun ini pun bersyukur setelah ditetapkan menjadi pelatih.
“Saya merasa bersyukur mendapat kepercayaan dari PSSI untuk menjadi pelatih Timnas Wanita senior. Rasa bangga dan bahagia karena saya dapat mengemban tugas baru, setelah beberapa tahun belakangan saya hanya menjadi kandidat saja” ungkap Rudy Eka.
Banyak yang belum tahu tentang sosok kelahiran 5 Desember 1982 lalu itu.
Padahal Rudy Eka memiliki segudang pengalaman melatih klub, baik di dalam maupun luar negeri. Meski Rudy sebenarnya tidak mempunyai bassic sebagai pemain sepak bola.
Dia dulunya merupakan pelatih fisik, dan pernah menjabat sebagai pelatih kepala di beberapa klub seperti Monbulk Rangers (Australia), Mitra Kukar dan Celebest FC Palu, bahkan juga pernah menjadi pelatih kepala di klub PS TIRA pada Liga 1 musim 2017.
Awal karier kepelatihannya malah terbentuk di Australia. Rudy melatih sebuah klub semi pro di Negara Bagian Victoria, Monbulk Rangers dan membawa tim tersebut juara Energy Cup 2012 FFV East Victorian Regional.
Saat itu Rudy mendapat bayaran yang kecil, sehingga selain melatih, untuk memenuhi kebutuhan hidup di Australia, Rudy juga bekerja di toko roti dan restoran.
“Saya bekerja pagi, dari pukul 3 pagi sampai 12 siang, bikin roti,” kenangnya.
Setelah sempat menangani Bali Devata FC, pada tahun 2014 Rudy menerima jabatan sebagai asisten pelatih Mitra Kukar di musim 2014.
Pada musim 2015 Rudy sempat “dipromosikan” sebagai pelatih kepala, namun Rudy dihadapkan oleh permasalahan di persepak bolaan Indonesia yang membuat kompetisi di tanah air berhenti.
Ketidakjelasan adanya kompetisi pada tahun 2015 mendorongnya untuk meninggalkan Mitra Kukar dan memulai kiprah barunya di kompetisi Liga Bahrain bersama klub yang berbassis di Kota Al-Manamah, Al Najma yang bernaung di Level 2 Liga Bahrain.
Rudy menerima kontrak satu musim sebagai asisten pelatih tim senior dan direktur pembinaan usia dini. Rudy sempat “naik pangkat” lantaran pelatih kepala Al Najma yang sesungguhnya, Ali Asoor, terkena sanksi mendampingi tim di awal kompetisi musim 2015-2016.
Pelatih kepala, Ali Asoor dikenai sanksi tiga kali tak boleh mendampingi tim di tiga pertandingan awal di kompetisi reguler karena melontarkan protes keras pada Asosiasi Sepak Bola Bahrain (BFA).
Saat melatih Al-Najma, tak lupa Rudy Eka Priyambada membuka jalan bagi pemain Indonesia untuk bermain di Liga Bahrain.
Pemain yang dibawa oleh Rudy di klub Al-Najma adalah Ryuji Utomo. Rudy memilih untuk tidak memperpanjang masa baktinya di Al-Najma yang sebenarnya berhasil promosi ke Level 1 kompetisi Liga Bahrain. Rudy memilih untuk kembali ke Indonesia untuk melatih klub Liga Indonesia.(HS)