HALO SEMARANG – Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang tetap siaga dan mengerahkan seluruh tenaga lapangan meski di bawah guyuran hujan untuk melakukan pembersihan sampah dan sedimen di saluran drainase, gorong-gorong, sungai, serta inlet di berbagai titik wilayah Kota Semarang.
Langkah ini dilakukan guna memastikan aliran air hujan tetap lancar dan tidak menimbulkan genangan yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat.
Kepala DPU Kota Semarang, Suwarto menyampaikan apresiasi atas dedikasi para petugas lapangan yang tetap bekerja dalam kondisi cuaca kurang bersahabat. “Kami berkomitmen untuk menjaga agar aliran air hujan tidak terhambat. Meski hujan deras, petugas kami terus bekerja di lapangan untuk membersihkan sampah dan memastikan saluran air, drainase berfungsi dengan baik,” ujar Suwarto.
Selain pengerahan petugas, DPU juga berkoordinasi dengan instansi terkait dan masyarakat sekitar untuk mempercepat proses pembersihan di titik-titik rawan genangan. DPU mengimbau warga agar tidak membuang sampah ke sungai atau saluran air karena dapat memperparah penyumbatan.
“Peran masyarakat sangat penting. Dengan tidak membuang sampah sembarangan, kita bersama-sama dapat meminimalisir terjadinya genangan dan menjaga lingkungan tetap bersih,” tambahnya.
Suwarto juga mengungkapkan, jika seluruh infrastruktur penanganan banjir diaktifkan dan beroperasi optimal, termasuk dukungan darurat untuk Rumah Pompa Pasar Waru yang tengah dalam perbaikan. Ia menambahkan, meskipun Rumah Pompa Pasar Waru yang dikelola BBWS masih dalam upaya perbaikan, pihaknya segera mengambil tindakan darurat. “Kami telah mengerahkan tiga unit pompa mobile DPU dengan kapasitas total 2×250 liter per detik (lps) untuk membantu mem-back up area Pasar Waru dan sekitarnya,” kata Suwarto.
Pengerahan pompa mobile ini merupakan langkah cepat Pemkot Semarang untuk memastikan penanganan genangan tetap berjalan tanpa hambatan selama proses perbaikan pompa utama. Soewarto juga melaporkan, pompa-pompa kunci di wilayah rawan genangan telah beroperasi penuh. “Pompa di Trimulyo, Genuk, terpantau aktif dan siap siaga memompa air hujan keluar dari kawasan yang rawan genangan. Demikian pula, pompa di Jalan Majapahit juga dilaporkan aktif dan beroperasi optimal untuk mengendalikan debit air di area tersebut,” jelasnya.
Selain itu, menanggapi laporan warga terkait pompa di Muktiharjo Kidul yang sempat mati, Suwarto memberikan penjelasan teknis. Menurutnya hal itu terpaksa dilakukan dengan pertimbangan efektivitas dan efisiensi, melihat kondisi debet air Tenggang yang tinggi.
“Info dari operator sementara dimatikan dikarenakan level air di Tenggang limpas sampai kolam retensi Tenggang, sehingga air hanya akan berputar di situ-situ saja jika dipompa. Kami harus menunggu elevasi Tenggang turun terlebih dahulu agar operasional pompa dapat maksimal,” terangnya.
Hal tersebut juga menjadi alasan pompa-pompa lainnya yang berada di Bawah Tol Kaligawe, Kaligawe Raya, Muktiharjo Lor, Kampung Semarang, Kencono Selatan Utara, dan Padi Raya untuk dimatikan sementara.
UPTD Pompa Wilayah Timur, memiliki 44 pompa dengan total kapasitas sekitar 14.196 lps, yang mencakup delapan lokasi. Per-Rabu sore, pompa yang beroperasi adalah di Kandang Kebo (Jl. Banjir Kanal) dengan 6 unit pompa Submersible. Di Pasar Waru (Jl. Sawah Besar Raya) terdapat 3 unit Mobile Pump, dengan 2 unit di antaranya beroperasi pada malam hari karena harus menutup jalan. Selanjutnya di Banjardowo (Jl. Genuksari – Karangroto) mengoperasikan 2 unit Submersible, diikuti oleh tiga lokasi di Jl. Purwosari IV: Tambakrejo 1 (2 unit Submersible), Tambakrejo 2 (1 unit Submersible), dan Tambakrejo 3 (1 unit Submersible).
Selain itu, di Trimulyo (Jl. Trimulyo) beroperasi 4 unit Submersible, serta di Aspol (Jl. Asrama Polisi Kabluk) yang mengoperasikan 2 unit pompa Submersible dan Mobile Pump. Adapun pompa di lokasi lain seperti Manggis, Majapahit, Plamongan Hijau, dan Soekarno Hatta berstatus OFF (tidak beroperasi karena hujan telah reda) dan baru akan dioperasikan saat hujan turun.
Menyikapi kondisi cuaca ekstrem, Suwarto mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Pihaknya juga terus bersinergi dengan BBWS untuk meminimalisir dampak genangan di kota Semarang. “Laporan menunjukkan debit Sungai Babon terpantau tinggi. Oleh karena itu, kesiapan pompa dan peran aktif warga dalam menjaga kebersihan saluran air menjadi kunci utama. Kami pastikan tim teknis di lapangan terus siaga 24 jam memantau dan mengoperasikan seluruh pompa,” pungkasnya.(HS)


