DI sebuah gang kecil di Jalan Seroja Dalam III, Karangkidul, Kota Semarang, rumah produksi sederhana itu tak pernah benar-benar sepi.
Suara dengungan 12 mesin jahit berpadu dengan tawa kecil anak Enrico Chandra, pemilik brand pakaian anak Haearra, yang hari itu ikut bermain di sudut ruangan.
Dari tempat inilah, ratusan pakaian anak dikemas setiap minggu untuk dikirim ke berbagai daerah di Indonesia, dan bahkan hingga Malaysia.
Enrico Chandra (33), bersama istrinya Amanda (28), tak pernah membayangkan akan menjadi pelaku usaha yang mampu mengirimkan puluhan pesanan setiap hari. Apalagi, bisnis ini lahir bukan dari perencanaan matang, melainkan dari keterdesakan.
Pada tahun 2022, saat pandemi Covid-19 membuat pekerjaannya sebagai kontraktor memudar, Enrico harus mengambil keputusan yang berdampak besar. “Kerjaan sepi, tabungan menipis. Mau nggak mau harus cari jalan lain,” kenangnya saat ditemui halosemarang.id, Jumat (28/11/2025).
Dari mesin jahit bekas peninggalan orangtuanya, Enrico dan Amanda mulai merintis usaha rumahan memproduksi pakaian anak. Awalnya sederhana, hanya menjual beberapa potong baju ke keluarga dan teman. “Awal produksi, ya yang beli cuma orang dekat,” katanya sambil tersenyum.
Namun kedisiplinan mereka dalam belajar desain dan memahami selera pasar mulai membuahkan hasil. Mereka mengambil inspirasi model pakaian dewasa yang sedang populer, lalu menyederhanakannya menjadi pakaian anak-anak yang nyaman dan tetap stylish. “Desain itu diskusi berdua sama istri. Kami cari yang simple tapi tetap kekinian,” ujar Enrico.
Ketika Shopee Menjadi Titik Balik
Perubahan besar terjadi ketika mereka memutuskan memanfaatkan platform jual beli online, khususnya Shopee. Dari yang awalnya hanya satu-dua pesanan sehari, angka itu merangkak naik hingga mencapai 15 pengiriman per hari, lalu terus meningkat seiring popularitas toko online mereka bertambah.
Kini, Haearra rata-rata menangani 50 pengiriman setiap hari, dan ketika mendekati musim Lebaran, angka itu melonjak menjadi 200 pengiriman dalam sehari. “Kadang kewalahan kalau order sedang ramai, apalagi saat Shopee ada program diskon,” ujar Enrico.
Harga produk Haearra dibanderol antara Rp 65 ribu hingga Rp 200 ribu, menjadikannya pilihan terjangkau dengan kualitas yang bersaing.
Perjalanan bisnis ini tidak selalu mulus. Untuk mengembangkan produksi, Enrico sempat mengambil langkah berani, menggadaikan mobilnya demi memenuhi kebutuhan modal. “Waktu itu antara yakin dan nggak yakin, tapi harus dicoba,” ceritanya.
Keberanian itu ternyata berbuah manis. Usaha berkembang, pendapatan stabil, dan mobil yang dulu digadaikan kini sudah kembali ke tangan mereka. “Pesanan bisa sampai Aceh, Lombok, bahkan ada dari Malaysia,” ujarnya bangga.
Berbekal fitur ekspor yang tersedia di aplikasi Shopee, Enrico memberanikan diri menembus pasar luar negeri. Tidak ada strategi rumit, ia hanya mengisi formulir yang disediakan. “Saya coba isi form-nya, eh ternyata ada pesanan dari luar. Belum banyak, tapi itu langkah awal,” katanya.
Ke depan, ia berencana menambah mesin dan karyawan untuk memenuhi tingginya permintaan. “Sekarang 12 mesin saja kadang kewalahan,” ujarnya.
Dari perjalanan dua tahun terakhir, Enrico percaya bahwa kesuksesan tak selalu dimulai dari alat lengkap atau modal besar. Yang terpenting adalah keberanian mengambil langkah pertama.
“Bisnis di mana pun bisa. Penting berani untuk memulai. Jangan ragu meski bisnisnya kecil. Mulai dulu, tentukan apa yang mau dijual, lalu lakukan saja. Jangan ragu-ragu,” pesannya.
Dari sebuah mesin jahit bekas dan ruang produksi sederhana, Haearra tumbuh menjadi brand yang kini mengirimkan produk ke berbagai penjuru negeri. Dan bagi Enrico, ini baru permulaan.(HS)


