EVENT Langkah Membumi Festival (LMF) 2024 yang digelar Blibli Tiket Action-Program sustainability dari ekosistem Blibli Tiket yang merupakan ekosistem omnichannel terpadu PT Global Digital Niaga tbk (BELI) atau Blibli pada 2-3 November 2024 lalu di Senayan Park, Jakarta cukup mencuri perhatian para pengunjung. Bahkan, selama dua hari acara yang digeber di tahun ketiga ini nampak disambut antusias masyarakat hingga mencapai belasan ribu pengunjung.
Mereka yang hadir tak hanya generasi muda saja, namun masyarakat umum yang tertarik untuk mengenal lebih dalam mengenai isu keberlanjutan bumi dengan aksi nyata dan langkah kolaboratif.
Tercatat ada ribuan pelajar dan mahasiswa yang ikut bergabung dalam festival ini, berkesempatan untuk menyerap inspirasi dari berbagai inovasi dan produk berkelanjutan yang dipamerkan. Mereka menjadi bersemangat dan membawa pulang “oleh-oleh” seperti pengalaman yang bermanfaat untuk mulai tergerak membuat bumi makin hijau. Apalagi setelah melihat dan mencontoh para publik figur berpengaruh seperti Cinta Laura, Bule Sampah, Rian Ernest, dan para CEO perusahaan swasta yang turut memberikan energi positifnya.
Lisa Widodo, COO & Co-Founder Blibli menjelaskan, di festival yang menawarkan pendekatan membumi ini setidaknya berhasil merangkul lebih dari 250 kolaborator, termasuk pemerintah, asosiasi, korporasi, ecopreneur, akademisi.
Dan komitmen terhadap keberlanjutan tercermin kuat melalui pemanfaatan kembali material dalam konstruksi festival, termasuk 1.100 palet kayu dan limbah plastik dengan total berat mencapai 8,7 ton.
“Festival ini bisa membuktikan acara besar juga dapat diselenggarakan secara lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Apalagi, berdasarkan data dari Life Cycle Indonesia (LCI), setiap penggunaan ulang 100 palet mampu menghemat emisi CO2 setara dengan konsumsi listrik rumah tangga rata-rata di Indonesia selama 10 bulan,” paparnya, baru-baru ini.
Dia berharap, dengan antusiasme yang tinggi dari para pengunjung bisa membawa dampak lebih besar dan menjadi pergerakan bersama.
“Kami membuka pintu bagi siapa pun yang ingin bergabung dalam gerakan ini, dengan tujuan untuk bersama membangun masa depan yang lebih berkelanjutan,” katanya.
Pihak penyelenggara mengemas festival lebih meriah dan beragam. Sehingga menjadi sebuah melting pot yang menggabungkan eksplorasi, interaksi, dan kolaborasi menjadi satu. Seperti edukasi, partisipasi, dan hiburan. Ada ribuan partisipan dengan antusias mengikuti sembilan sesi talk show yang mengulas isu keberlanjutan di berbagai industri, serta tujuh workshop interaktif yang mengajak mereka belajar kreasi daur ulang dan meningkatkan keterampilan di tengah berkembangnya peluang green jobs.
Aktivitas seru lainnya, mulai dari mini games, eco-playpark, hingga test-drive kendaraan listrik cukup menyedot perhatian anak muda yang hadir. Dan ditambah penampilan musik energik dari grup RAN dan Kahitna membuat suasana makin mencair.
Selain itu, pengunjung festival juga tampak antusias mengevaluasi dampak konsumsi harian mereka, mengikuti survei untuk menilai peran mereka sendiri. Mulai dari langkah kecil membawa tumbler sendiri, data dari Life Cycle Indonesia (LCI) terpampang di berbagai area festival, di antaranya dengan beralih ke tumbler isi ulang, setiap 1.000 konsumen mampu mengurangi 350,4 ton sampah plastik di laut.
Salah satu sesi talk show bertema slow fashion, yang menghadirkan Akmal Idrus, CEO & Founder Rappo Indonesia. Nampak juga Nasta Rofika, CEO & Founder Ulur Wuji, lalu Reviana Rahmania, Head of Communications Asia Pacific Rayon dan Rinda Salmun, Founder RTW Studio.
Di kesempatan ini juga ditampilkan fashion show koleksi daur ulang karya Rinda Salmun yang beberapa waktu lalu diluncurkan di ajang Jakarta Fashion Week. Sebagai bentuk dukungan nyata terhadap circular fashion, enam koleksi tersebut dilelang, dan sebagian dari hasilnya didedikasikan untuk penanaman bibit mangrove. Ditambah dengan donasi bibit mangrove dari Kementerian Lingkungan Hidup RI, program Siap Darling (Siap Sadar Lingkungan) Djarum Foundation, program rekening baru NeoBank, serta donasi pengunjung melalui platform CarbonEthicsm. Dari hasil pengumpulan donasi itu terkumpul total 2.018 bibit mangrove yang siap ditanam.
Beragam aktivitas sosial juga dirancang untuk membangkitkan peran aktif anak muda sebagai agen perubahan. Yakni melalui kegiatan plogging saat Car Free Day bersama World Cleanup Day (WCD) Indonesia yang diikuti lebih dari 100 peserta, berhasil mengumpulkan 27 kg sampah. Selain itu, ratusan relawan yang terdiri dari karyawan dan mahasiswa juga berpartisipasi menyukseskan kelancaran festival, ditambah puluhan anak muda menguji wawasan serta drop CV di Green Jobs Corner.
“Kami sangat senang, dari kegiatan plogging atau membersihkan sampah ini menariknya partisipasi pengunjung dari berbagai usia dari anak SD hingga kalangan ibu-ibu. Kegiatan seperti ini mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga kebersihan ruang publik secara aktif dan menyadari aksi kecil yang berdampak besar. Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi lebih banyak orang untuk bergabung dalam gerakan peduli lingkungan dan menciptakan bumi yang lebih lestari,” ujar Andy Bahari, Leader WCD Indonesia. (HS-06)