HALO JEPARA – Bandeng yang dihasilkan oleh para petani tambak di Desa Ujungwatu, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara, jangan sampai diklaim sebagai produk daerah lain.
Untuk itu bandeng produk petambak Jepara, tidak hanya dijual mentah, tetapi perlu diolah serta dikemas secara baik sebelum dipasarkan.
Hal ini disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Asisten II Sekda Jepara, Ary Bachtiar, dalam Sosialisasi dan Penyerahan SK Penetapan Kelompok Penerima Kegiatan Pengembangan Klaster Tambak Bandeng, Jumat (19/5/2023), di aula Dinas Perikanan (Diskan) Jepara.
Hadir juga Kepala Balai Besar Perikanan Budi Daya Air Payau (BBPBAP) Jepara Supito; Plt Kepala Diskan, Farikhah Elida; dan Ketua Komisi A DPRD Jepara, Agus Sutisna.
Membacakan sambutan Penjabat Bupati Jepara, Edy Supriyanta, Ary mengungkapkan bandeng sebagai komoditas unggulan Desa Ujungwatu, harus mampu menjadi pengungkit dan penggerak seluruh sektor ekonomi di desa itu.
“Bandeng Jepara jangan hanya dijual mentah dan diklaim sebagai produk daerah lain (Bandeng Juwana). Tapi olah Bandeng Jepara secara baik, kemas dengan cantik, lalu kita promosikan secara gencar,” kata Ary Bachtiar, seperti dirilis jepara.go.id.
Menurut dia, semua pihak harus bergerak, mulai dari petani tambak, masyarakat, anggota dan pengurus TP PKK, dasa wisma (dawis), perusahaan swasta, petinggi (kades), dan pemerintahan desa. Mereka harus lebih aktif, kreatif, inovatif, dan guyub.
Diperlukan pula dorongan lewat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Menurut dia, penetapan Desa Ujungwatu, Donorojo sebagai klaster tambak bandeng, adalah upaya akselerasi pembangunan potensi perikanan di Jepara.
Tidak hanya perikanan tangkap, produksi perikanan budidaya air payau kita sangat besar.
Khusus bandeng, meski 2022 lalu mengalami penurunan produksi akibat banjir rob, namun petambak bandeng Kecamatan Donorojo masih mampu memproduksi 2.986 ton, dengan nilai produksi Rp 74,6 miliar.
Angka ini adalah 50 persen dari total produksi bandeng di Jepara, yang mencapai 5.972 ton.
Plt Kepala Diskan, Farikhah Elida, mengatakan kampung budi daya tambak di Desa Ujungwatu, dijadikan percontohan pengembangan budi daya bandeng di Jepara.
Di jepara terdapat 305,5 khektare tambak dengan 186 petambak bandeng.
Kali ini diberikan bantuan pengembangan kluster tambak bandeng tahap II tahun 2023, seluas 5 hektare untuk Pokdakan Sido Maju II Desa Ujungwatu dengan bantuan senilai Rp 750 juta.
Bantuan berupa, bahan operasional (pakan dan probiotik), kincir, dan diesel pembangkit pengganti PLN.
Sementara Agus Sutisna, menyampaikan dengan adanya program pemberdayaan masyarakat, pihaknya akan mensuport dengan anggaran perbaikan infrastruktur.
Sehingga, akses jalan ke budi daya bisa berkesinambungan dan terkolaborasi antara program bantuan yang diberikan pemerintah pusat melalui APBN, ataupun CSR.
“Semoga ini bisa menjadi pilot project untuk budi daya yang lain,” katanya. (HS-08).