in

Festival Literasi Gajah Mungkur Hidupkan Lagi Budaya Membaca dan Literasi di Tengah Keluarga di Wonogiri

Bupati Wonogiri Setyo Sukarno memberikan sambutan ketika membuka Festival Literasi Gajah Mungkur (Fesligamu) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Senin (24/11/2025). (Foto : wonogirikab.go.id)

 

HALO WONOGIRI –  Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Pemerintah Kabupaten Wonogiri, menggelar Festival Literasi Gajah Mungkur (Fesligamu) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Senin-Rabu (24-26/11/2025).

Kegiatan ini untuk menghidupkan kembali budaya membaca dan lietrasi di masyarakat hingga ke tingkat keluarga.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Mawan Tri Hananto menyampaikan bahwa Literasi merupakan salah satu kunci utama, dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama di tengah tantangan era digitalisasi dan arus globalisasi informasi.

Masyarakat yang melek literasi tidak hanya mampu membaca dan menulis, tetapi juga memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, serta bijak dalam memanfaatkan teknologi.

“Pemerintah Kabupaten Wonogiri melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan berkomitmen untuk terus mendorong tumbuhnya budaya literasi di masyarakat. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah penyelenggaraan Festival Literasi Gajah Mungkur Wonogiri sebagai ruang kolaborasi, apresiasi, edukasi, serta penguatan budaya baca bagi seluruh lapisan masyarakat. Melalui festival ini diharapkan terbangun ekosistem literasi yang hidup, dinamis, dan inklusif,” tutur Mawan, seperti dirilis wonogirikab.go.id.

Dalam bagian sambutannya saat membuka Fesligamu, Bupati Wonogiri Setyo Sukarno menerangkan bahwa di Era digitalisasi pada berbagai bidang dan arus globalisasi informasi, membawa sejumlah dampak positif, yaitu tersedianya informasi yang semakin cepat, mudah, dan murah.

Tetapi bersamaan dengan itu, munculnya berbagai konten media dalam bentuk audio visual justru menurunkan semangat membaca dan mempelajari hal-hal secara menyeluruh.

“Yang kemudian terjadi adalah menurunnya kemampuan berkreasi dan merumuskan suatu masalah, karena informasi yang lengkap sudah tersedia dengan mudah. Maka, ada baiknya kita pahami kembali makna literasi yang bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, tetapi, dari membaca dan menulis tersebut, muncul keterampilan berpikir kritis, kreatif, serta bijaksana,” tutur Bupati.

Bupati juga merasa prihatin melihat perpustakaan yang semakin sepi, tetapi situs-situs yang populer, semakin ramai di-klik para pengunjung.

Padahal, dari berbagai penelitian menunjukkan, aktifitas membaca buku, merangsang kerja otak, dan memberi dampak yang jauh lebih baik daripada mengunjungi situs-situs informasi.

Dengan diselenggarakannya Fesligamuini, Bupati ingin mendorong kembali aktifitas membaca buku sejak dini yang dimulai dari keluarga.

“Harapan kita bersama, serangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada festival ini akan menjadi sarana terbaik untuk mempromosikan kembali perpustakaan sebagai pusat literasi, menjadikan keluarga sebagai lembaga terbaik untuk belajar dan bertukar informasi, dan yang terpenting, mendorong dan menghidupkan kembali budaya baca dan literasi informasi di kalangan Masyarakat,” imbuhnya.

Bentuk kegiatan Fesligamu yang digelar antara lain adalah Pameran produk literasi, buku, dan UMKM; Gelar wicara (talk show); Penampilan karya seni dan budaya; Bedah buku; Workshop literasi dan pengembangan kompetensi. Kegiatan ini melibatkan peserta dari kalangan Pelajar PAUD, TK, SD, SMP, SMA/SMK; Mahasiswa; Pustakawan dan tenaga perpustakaan; Akademisi; Pegiat literasi dan komunitas; UMKM dan pelaku ekonomi kreatif; dan masyarakat umum.

Pada rangkaian Fesligamu, juga dilaksanakan pengukuhan Bunda Literasi Kecamatan se-Kabupaten Wonogiri. Bunda Literasi Kecamatan dikukuhkan oleh Sri Rahayuningsih Setyo Sukarno, selaku Bunda Literasi Kabupaten Wonogiri. (HS-08)

Sragen Perkuat Fondasi Data Lewat Sensus Ekonomi 2026

Perkuat MBG, Wabup Sukoharjo Resmikan SPPG di Desa Puron