in

Wayang Potehi, Kesenian Tradisional Indonesia Asal Tiongkok

Pergelaran Wayang Potehi (Foto : blorakab.go.id)

 

HALO JEPARA – Yayasan Pusaka Klenteng Hian Thian Siang Tee Welahan, 18-22 April 2023 mendatang, akan menggelar peringatan hari kelahiran Paduka Yang Mulia Kongco Hian Thian Siang Tee.

Dalam pertemuan dengan Asisten 1 Sekda Jepara Ratib Zaini, belum lama ini, Pemimpin Klenteng Hian Thian Siang Tee Welahan, Dicky Sugandi mengatakan, kegiatan itu juga akan diisi dengan pertunjukan wayang potehi, yang rencananya akan digelar selama satu bulan.

Lalu apakah wayang potehi itu ? Dalam keterangan yang disampaikan laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui kebudayaan.kemdikbud.go.id, Wayang potehi merupakan  kesenian tradisional asal Tiongkok, namun telah menjadi bagian tak terpisahkan dari bangsa Indonesia.

Kesenian ini dibawa oleh perantau etnis Tionghoa ke berbagai wilayah Nusantara pada masa lampau, dan kini telah menjadi salah satu jenis kesenian tradisional Indonesia.

Perpaduan unsur budaya asal daratan Cina, dengan budaya lokal, memberi warna tersendiri bagi etnis Tionghoa di Nusantara.

Wayang potehi merupakan seni pertunjukan boneka tradisional asal Cina Selatan. “Potehi” berasal dari akar kata “pou” (kain), “te” (kantong), dan “hi” (wayang).

Mempunyai makna wayang yang berbentuk kantong dari kain. Wayang ini dimainkan menggunakan kelima jari. Tiga jari tengah mengendalikan kepala, sementara ibu jari dan kelingking mengendalikan tangan sang wayang.

Kesenian tradisional dari Tiongkok ini telah berkembang, sejak Dinasti Jin (265-420 M).

Untuk memainkan wayang potehi ini membutuhkan 5 pemain, 2 pemain berperan sebagai dalang dan 3 pemain sebagai pengiring musiknya.

Cerita yang dimainkan pada wayang potehi biasanya tentang legenda, kepahlawanan dari Tiongkok.

Adapun wayang yang dimainkan, berbeda-beda tergantung ceritanya, untuk alatnya ada tambur, musik gesek, simbah, dan lain-lain.

Beberapa lakon yang biasa dibawakan antara lain Cun Hun Cauw Kok, Hong Kian Cun Ciu, Poe Sie Giok, dan Sie Jin Kwie.

Lakon-lakon itu merupakan kisah legenda dan mitos klasik dari daratan Tiongkok dan biasanya dimainkan di kelenteng.

Bila wayang potehi pentas di luar kelenteng, diambil cerita-cerita yang populer seperti Sun Go Kong (Kera Sakti)), Sam Pek Eng Tay, Si Jin Kui, atau Pendekar Gunung Liang Siang.

Perkembangan kesenian wayang potehi di Indonesia Pada masa masuknya pertama kali di Nusantara, wayang potehi dimainkan dalam dialek Hokkian.

Seiring dengan perkembangan zaman, wayang ini pun kemudian juga dimainkan dalam bahasa Indonesia

Wayang potehi bukan hanya sarana hiburan tapi juga memiliki fungsi ritual. Pertunjukan wayang potehi menjadi sarana untuk menyampaikan terima kasih, pujian, dan doa kepada para dewa dan leluhur.

Tak heran jika kesenian ini berkembang di sekitar kelenteng, terutama di beberapa kota di pantai utara Jawa. (HS-08)

Tebar Kebaikan di Bulan Ramadan, Polres Kendal Bagikan Ratusan Takjil Serta Paket Sembako

Reog Ponorogo, Kisah Raja Berkepala Singa