
HALO SEMARANG – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah mencatat telah menemukan sebanyak 1.029 lembar uang palau sejak Januari hingga April 2019.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng, Soekowardojo mengatakan, jumlah uang palsu yang ditemukan tersebut turun 10% dibandingkan periode yang sama April 2018 lalu.
“Sampai April 2019 ada 1.029 lembar uang palsu, turun 10% dibandingkan periode yang sama 2018 lalu. Itu hasil catatan kami bersama kepolisian dan pihak terkait,” ujar Soekowardojo, Senin (20/5/19).
Dikatakan, penemuan uang palsu tersebut sejauh ini masih didominasi uang pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000.
Pihaknya pun mengimbau, jelang Hari Raya Lebaran 2019 masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap meningkatnya peredaran uang palsu tersebut.
“Untuk mengenali keaslian uang kami kenalkan dengan metode 3 D yaitu dilihat, diraba, diterawang,” ucapnya.
Sementara untuk meminimalisir peredaran uang palsu dan tindakan yang bisa merugikan masyarakat, BI juga membuka 109 titik layanan penukaran uang termasuk di rest area ataupun jalur mudik.
Khusus di Kota Semarang, BI Jateng membuka layanan penukaran uang baru di sekitaran GOR Tri Lomba Juang dari 20 – 23 Mei 2019. Masyarakat bisa datang dari pukul 09.00 dan berakhir pukul 12.00.
Bertempat di GOR Tri Lomba Juang Semarang, BI dan sejumlah perbankan tersebut menyediakan uang pecahan kecil mulai Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, dan Rp 20.000.
Adapun delapan bank tersebut yakni Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, Bank Jateng, BCA, CIMB Niaga dan juga Maybank.
Menurutnya, masyarakat harus selalu waspada memilih tempat penukaran uang. Ia pun mengimbau masyarakat menukarkan uangnya di Kantor BI maupun di kantor perbankan terkait.
“Masyarakat diimbau agar melakukan penukaran uang pecahan kecil melalui layanan resmi yang diselenggarakan BI dan perbankan di wilayah Indonesia serta pihak-pihak lain yang ditunjuk oleh BI. Penukaran uang secara resmi juga tidak dipungut biaya (gratis),” ucapnya.(HS)