
HALO SEMARANG – Seorang pria ditemukan meninggal dunia di Kampung Kedungsari RT 4 RW 8, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang pada Selasa (22/6/2021) sekira pukul 05.30 WIB.
Korban bernama Wiwin Aleyong Saputra (27) ditemukan meninggal dunia di dalam kamarnya dengan keadaan terkelungkup dan beberapa luka di tubuhnya
Tim Inafis Polrestabes Semarang dan Satreskrim Polrestabes Semarang bersama jajaran Unit Reskrim Polsek Tembalang langsung turun langsung ke lokasi kejadian untuk melakukan pemeriksaan pada tubuh korban.
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Indra Mardiana menerangkan, setelah dilakukan pemeriksaan memang terlihat beberapa lebam pada tubuh korban serta dua goresan pada punggung korban.
Kemudian pada pukul 11.50 WIB jasad korban dibawa ke RSUP Kariadi untuk dilakukan autopsi dan proses lebih lanjut.
“Kita sambil menunggu hasil autopsi dari RSUP Kariadi. Kalau terlihat dari luar memang ada lebam dan luka gores pada punggung korban,” terang Indra kepada halosemarang.id di lokasi.
Indra menyebut kejadian itu terjadi setelah pada (21/6/2021) pukul 23.30 WIB. Saat ibu korban sedang menyetrika, tiba-tiba ada beberapa orang yang diduga rekan korban masuk ke kamar korban.
Kemudian, lanjut Indra, dari hasil keterangan para saksi, pihaknya akan melakukan upaya penangkapan kepada terduga pelaku agar lebih jelas penyebab kematianya.
“Dari hasil keterangan saksi, mengarah pada kasus pembunuhan. Namun masih kita lalukan upaya penangkapan kepada orang-orang yang diduga melakukan, sehingga jelas penyebab kematian korban,” bebernya.
Sementara itu, ibu korban Ngatini mengatakan, pada saat ada rekan korban yang masuk ke dalam, dia mendengar ada suara gaduh di dalam kamarnya.
Mengetahui hal itu, dia lantas melaporkan kejadian itu kepada pihak RT setempat untuk meminta pertolongan melakukan pengecekan terhadap korban.
“Terus saya laporan RT setempat. Setelah sampai, tiga orang keluar dari dalam kamar,” bebernya.
“Saat di kamar, ada dua orang yang memegang tubuh korban dan bilang korban biar tidur saja,” pungkasnya.
Kemudian, dia pun percaya atas perkataan dua orang tersebut dan benar-benar mengira bahwa anaknya memang sedang tidur.
Ngatini mengungkapkan, masih ada beberapa kejadian yang tertuju pada anaknya. Dia menyebut ada dua orang mendatangi rumah pada pukul 05.30 WIB. Lalu dia menanyakan kepada dua orang itu tujuan mencari anaknya.
“Kata orang itu yang namanya Tadho mau mencari anak saya, katanya mau dibunuh dengan membawa celurit,” terangnya.
Dia sudah berusaha menenangkan pemuda tersebut. Hanya saja dia terus memaksa dan mengancam.
Lalu Ngatini pun terpaksa membangunkan anaknya, dan saat hendak membangunkan, putranya sudah dalam kondisi meninggal dan tubuhnya sudah dingin dengan sejumlah luka lebam di dada serta dua goresan di punggung.
“Saya langsung nangis terus tetangga pada datang. Enggak tahu dua orang itu pergi ke mana setelah tahu anak saya meninggal,” terangnya.
Sementara itu, adik korban Dina Harum (25) menuturkan, saat kejadian tak berani keluar dan selepas kejadian itu dia tak menyangka bahwa kakaknya telah meninggal dunia.
“Dugaan ada lima orang yang menganiaya kakak saya,” ujarnya.
Dia melanjutkan, korban tak hanya lebam dan ada goresan. Mulut korban juga miring dan kedua tangan kaku.
“Mungkin dugaan tak hanya dipukuli saja namun ada bekapan di kepala korban,” imbuhnya.(HS)