in

Warak Ngendog di Kepala Anak Muda

Para seniman memulai pembuatan mural Warak Ngendog di Kampung Roworejo, Wonolopo, Mijen, Kota Semarang, Senin (11/4/2022).

HALO SEMARANG – Kepala warak itu naga atau kambing jawa? atau ia sebenarnya adalah mainan iseng dengan craftmanship yang buruk di awal kemunculannya? lalu diglorifikasi dan dibebani politik identitas ketika eksistensinya diangkat menjadi simbol kota?

Warak Ngendog, binatang jadi-jadian kreasi warga Semarang diduga sudah eksis jelang awal abad 20 bareng dengan tradisi Dugderan jelang Bulan Puasa. Dari referensi visual yang didokumentasikan sebelum tahun-tahun 2000an awal, bentuknya jauh sekali dari yang sekarang dominan terutama bagian kepala yang menyerupai naga atau kilin.

Perdebatan tafsir atas Warak Ngendog sempat mengemuka saat dinyatakan bagian tubuh tertentu mewakili etnisitas tertentu. Mainan ini tiba-tiba menyinggung isu etnis yang kalau tidak hati-hati jatuh pada prasangka rasial.

Tidak mau terjebak pada politik identitas, Kolegatif Warak kerja bareng Satrio Sudibyo, Yogahya, dan Walkink (Pelaku Graffiti dan Street Art) dan Hysteria Artlab akan membuat tafsir kekinian dalam serangkaian project selama sebulanan mendatang. Dimulai dari pembuatan mural Warak Ngendog di Kampung Roworejo, Wonolopo, Mijen, Semarang sejak hari ini (11/4/2022) hingga dua hari mendatang.

Satrio Sudibyo selaku penggagas mengatakan, Project Warak merupakan isu yang digarap pertama Kolegatif, yakni platfor bersama para seniman untuk selalu eksis terutama di Semarang. “Selain isu warak juga menarik bagi kami, kegiatan ini juga bagian dari membangun semangat kemandirian sesama seniman,” katanya pada media, Senin (11/4/2022).

Menggunakan bidang tembok ukuran tinggi 10 meter dan lebar 8 meter, Warak Ngendog versi Kolegatif akan digambar. Hananingsih Widhiasri, penanggung jawab Hysteria Artlab menambahkan pemilihan Kelurahan Wonolopo bukannya sebab. “Tahun lalu kami membantu membuat info dan videografis di Kampung Ranting Pelangi, Wonolopo, jadi project ini juga merupakan aktivasi jejaring kampung yang tiap tahun biasanya kami menambah kampung baru,” ujarnya.

Selain membuat mural, proyek ini juga melibatkan beberapa seniman lain dalam proyek onlinenya seperti Arief Hadinata, Anis Sasongko, Erdin, Irfan Hore, Zulfazuppe, Destroyxstairs, Naufal Sabilly, Aldino jack, Spoilerinc (Semarang), Pastewhilewheat (Bandung), Deiki.dee, Prenkdivition (Surabaya), Rubso, Sicovecas, Uukwashere (Yogjakarta), Dado wacky, Muklay, Herzven (Jakarta), Pinokibo (Cilacap), SammiTorezto (Pati), Mbutgambutz (Kudus). Masing-masing seniman ini akan membuat warak versi mereka sendiri dan rencananya akan dibukukan dalam bentuk pdf dan pameran di platform online.(HS)

Ganjar Pastikan Upaya Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Terus Berjalan

Ganjar Dukung Ide Kemenag Pembagian Zakat Lewat Lembaga Resmi