in

Unwahas Gelar Seminar Nasional Tentang Penguatan UMKM

Suasana kegiatan seminar nasional dengan tema Penguatan UMKM untuk mendorong Pertumbuhan Ekonomi di Daerah, Kamis (1/4/2021).

 

HALO SEMARANG – Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang bekerja sama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI menyelenggarakan Safari Diskusi Kampus dengan tema “Penguatan UMKM untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi di Daerah”, pada Kamis (1/4/2021).

Acara ini diselenggarakan untuk menguatkan sinergi pemangku kepentingan dalam menyusun strategi pemulihan ekonomi yang berfokus pada penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) demi terciptanya percepatan pertumbuhan ekonomi di daerah.

Rektor Wahid Hasyim Semarang, Prof Mahmutarom Harun Rasyid dalam sambutannya mengatakan, pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan, namun juga dunia usaha, pendidikan, budaya, bahkan hingga agama.

Dan menyebabkan terhentinya berbagai bidang usaha, sehingga jumlah pengangguran meningkat. Hal ini membuat negara harus berpikir ekstra guna melakukan penyelamatan perekonomian masyarakat.

“Dukungan terhadap UMKM merupakan salah satu upaya utama yang dapat dilakukan dalam menyokong pendapatan masyarakat, agar mampu memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Sehingga masyarakat ekonomi lemah dapat bertahan di masa pendemi Covid-19 ini,” tambah Rektor dalam rilisnya, Kamis (1/4/2021).

Ketua Yayasan Wahid Hasyim, Prof Dr Noor Ahmad mengatakan, bahwa Pandemi Covid-19 mendorong orang untuk melakukan inovasi serta kreativitas-kreativitas baru.

Saat ini, UMKM yang berhasil bertahan adalah UMKM yang sudah melakukan digitalisasi serta inovasi. Hal ini juga menjadi tantangan bagi kampus untuk terlibat dalam melakukan pendampingan dari sisi akademisi.

“Saat ini UMKM yang masuk di era digitalisasi baru 30%, sehingga butuh peran berbagai pihak dalam rangka akselerasi pemulihan ekonomi melalui dukungan UMKM. Tahun 2021 Indonesia didorong untuk mampu menghasilkan era baru, sehingga upaya-upaya yang dilakukan mampu menghadapi tantangan. Serta adaptasi akan menjadi tonggak sejarah perubahan besar di Indonesia,” terangnya.

Sementara itu, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto yang menjadi salah satu nara sumber menuturkan, bahwa pemerintah saat ini terus berusaha menggerakkan perekonomian nasional melalui optimalisasi Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Yang mencakup sektor kesehatan, perlindungan sosial, dukungan UMKM dan pembiayaan perusahaan serta insentif usaha.

“Dukungan stakeholder khususnya akademisi dan masyarakat sipil menjadi kunci utama dalam memastikan seluruh kebijakan berjalan dengan baik. Kepercayaan, dukungan, serta partisipasi publik merupakan faktor utama dalam suksesnya berbagai program yang saat ini dijalankan oleh pemerintah,” katanya.

Di kesempatan yang sama, Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Raden Pardede mengatakan, bahwa Pandemi Covid-19 menghasilkan krisis yang belum pernah dihadapi Indonesia sebelumnya.

Kebijakan yang akan berlanjut guna menciptakan pemulihan ekonomi adalah pengelolaan pandemi, perlindungan sosial dan UMKM serta program padat karya.

“Sebagai game changer pemerintah berkomitmen untuk terus melakukan percepatan vaksinasi penduduk Indonesia guna menunjang herd immunity. Kembalinya aktivitas masyarakat akan mengembalikan konsumsi sehingga meningkatkan permintaan dan kembali menghidupkan sektor usaha,” imbuhnya.

Secara khusus untuk dukungan UMKM, lanjut dia, pemerintah mengalokasikan Rp 121,9 trilliun dengan sasaran utama 12,8 juta pelaku usaha mikro di Indonesia.

Sementara Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Mohammad Rudy Salahuddin, mengatakan, pandemi Covid-19 membawa berbagai dampak terhadap sektor UMKM, yaitu penurunan pendapatan, tertundanya pelunasan pinjaman, serta sulitnya bantuan modal.

“Ada sebanyak 82,9% UMKM mengalami dampak negatif tersebut, dengan hanya 5,9% yang masih menerima dampak positif. Pemerintah terus berusaha memberikan dukungan berupa stimulus restrukturisasi pinjaman, bantuan modal, keringanan tagihan listrik hingga dukungan pembiayaan,” katanya.

Dari sudut pandang akademisi, Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Wahid Hasyim, Hasan menyatakan, salah satu pilihan tersulit pandemi Covid-19 adalah keharusan menyelamatkan perekonomian masyarakat atau keluar dari krisis kesehatan.

Hasan memaparkan bahwa penyerapan tenaga kerja yang dilakukan UMKM adalah penyerapan terbesar di negara ini.

“Tantangan kita adalah mengatasi sektor kesehatan, sehingga ekonomi dapat kembali berjalan normal. Adanya perubahan itu pasti, dan perubahan itu lebih cepat karena adanya pandemi ini” ucap Hasan.

Tak hanya itu, kata Hasan, wawasan terkait teknologi serta kedaulatan digital menyeluruh menjadi kunci penting dalam percepatan pemulihan ekonomi yang berkesinambungan.

“Dan penguatan UMKM perlu dilakukan melalui knowledge based economy, salah satunya dengan menerapkan Triple Helix, yaitu sinergi univesitas, pemerintah, dan industri. Selain itu, institusionalisasi dan sinergi UMKM, literasi dan inklusi dalam hal keuangan, teknologi digital serta entrepreneuship juga menjadi paket lengkap penguatan UMKM,” terangnya.

Paparan juga diberikan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah, Provinsi Jawa Tengah, Prasetyo Aribowo yang mengatakan, bahwa sebaran kasus di Jawa Tengah semakin hari semakin menurun sebagai dampak dari berlakunya PPKM mikro. Recovery rate Jawa Tengah juga meningkat hingga 90,56%”.

“Terkait UMKM dari sisi aset turun sebesar (-15,12%), sisi omzet (-47,21%), serta tenaga kerja (-29,92%),” ujarnya.(HS)

HUT ke-120, Pegadaian Kanwil XI Semarang Berikan Hadiah pada Nasabah

Demi Keamanan Pelanggan, Pemkot Semarang Diminta Susun Regulasi Usaha Air Minum Isi Ulang