in

Tokoh Tionghoa Semarang Imbau Masyarakat Rayakan Tahun Baru Imlek Secara Virtual

Atraksi para Atlet Wushu unjuk kebolehan saat acara Perayaan Imlek Tahun 2019 di Mal Ciputra.

 

HALO SEMARANG – Tokoh masyarakat Tionghoa Semarang Harjanto Kusuma Halim mengimbau masyarakat untuk merayakan Imlek Tahun 2021 secara virtual.

Pasalnya, perayaan Imlek kali ini, berbeda dengan Imlek tahun sebelumnya karena diadakan di tengah masa pandemi. Dia menganjurkan, perayaan Imlek diselenggarakan secara sederhana.

Dengan dibatasinya kegiatan yang menimbulkan kerumunan, seperti acara saling bertamu atau silaturahmi dengan keluarga dan saudara.

“Memang perayaan Imlek tahun ini pastinya berbeda, kali ini digelar secara sederhana. Dan diimbau dirayakan bersama keluarga inti saja,” katanya, Minggu (31/1/2021).

Sedangkan saudara dari luar kota, kata Halim, sebisa mungkin sementara ini dihindari untuk bertemu secara langsung.

“Karena saat ini acara kumpul-kumpul dibatasi juga, risiko penularan virus corona. Kesempatan silaturahmi tidak bisa seperti biasanya. Sehingga bisa dengan virtual saja,” terangnya.

Menurut Halim, nilai penting dari makna Imlek, bisa saling mengakrabkan dan menyambung silaturahmi keluarga, meski hanya ketemu lewat pertemuan virtual.

“Tentunya dengan memanfaatkan teknologi untuk saling menyampaikan ucapan selamat Imlek, meski tidak berkumpul secara fisik,” terangnya.

Dijelaskan, perayaan Imlek Tahun 2021 ini merupakan tahun kerbau logam. Yang punya arti kerbau adalah hewan yang rajin bekerja di sawah dengan bangun pagi. Dan logam sendiri, tidak patah semangat.

“Sehingga membawa optimisme hidup yang lebih baik lagi,” paparnya.

Halim, juga mengimbau masyarakat merayakan Imlek kali ini di rumah saja. Jika tidak ada keperluan yang mendesak untuk tidak bepergian ke luar kota.

“Bahkan, sudah ada imbauan yang sama dari tokoh dan dari Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Paguyuban Sosial Marga Tinghoa Indonesia (PSTMI), Indonesia Tionghoa (Inti), dan Pemerintah setempat juga mengimbau hal yang sama,” katanya.

Apalagi saat ini, kata dia, banyak terjadi bencana alam di Indonesia. Jika ada masyarakat yang punya rejeki, diharapkan bisa disalurkan untuk membantu sesama.

“Sehingga bisa bermanfaat untuk saudara kita. Covid-19 juga bisa diambil hikmahnya, untuk lebih fokus pada keluarga inti. Bisa membantu tetangga yang membutuhkan, dan belajar membantu tanpa membedakan agama dan etnis. Artinya rasa solidaritas bernegara kita juga ditingkatkan lagi,” katanya.

Kegiatan saat perayaan tahun baru Imlek di Pecinan, lanjut Halim, yang utama pada tanggal 11 Februari 2021. Yaitu sesuai tradisi yang ada, untuk mendoakan leluhur keluarga.

“Dan malam harinya, makan bersama biasanya bertempat di rumah keluarga yang dituakan. Jamuan makan malam, ini dikenal tradisi Tuk Panjang, atau meja panjang. Tahun ini tidak bisa diadakan karena adanya pembatasan kumpul-kumpul. Begitu juga dengan Pasar Semawis yang tiap tahun digelar di Pecinan, untuk tahun ini ditiadakan,” imbuhnya.

Sedangkan tanggal 12 Februari 2021, atau saat hari Imleknya, biasanya dimanfaatkan untuk ajang silahturahmi, saling berkunjung antara saudara, dan berlangsung selama satu pekan.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Muhammad Afif juga mengimbau masyarakat agar merayakan Imlek secara sederhana saja.

Tentunya dengan penuh kewaspadaan terhadap penularan virus corona. Jika harus menyelenggarakan acara temu dan silaturrahmi dengan keluarga besar hendaknya di lakukan secara online.

Lalu, segala aktivitas Yang berinteraksi dengan orang lain hendaknya selalu memperhatikan protokol kesehatan.

“Begitu juga dengan kegiatan kesenian dan budaya seperti atraksi barongsai yang biasa digelar di mal-mal dan tempat lain yang mengundang kerumunan massa, hendaknya ditiadakan. Karena risiko, berpotensi menciptakan claster baru penularan virus corona,” pungkasnya.(HS)

Harlah NU 95, Banser Kendal Gelar Gotong Royong Antisipasi Jebolnya Kalibodri

Karang Taruna Diminta Lebih Berperan Aktif Membangun Generasi Muda