in

Terdampak Wabah Corona, Bisnis Bimbingan Belajar Terancam Gulung Tikar

Foto : Tribratanews.polri.go.id
Foto ilustrasi.

 

HALO SEMARANG – Dampak ekonomi akibat pandemi corona atau Covid-19 terus merembet hampir di segala sektor. Sejumlah perusahaan jasa bimbingan belajar (bimbel) konvensional di Kota Semarang bahkan terancam gulung tikar.

Pasalnya, rata-rata aktivitas bimbel saat ini terhenti total. Praktis ratusan bahkan ribuan tenaga pengajar terpaksa dirumahkan. Terlebih, situasi akibat fenomena pandemi global ini memunculkan metode baru dalam bidang bimbel, yakni bimbel online gratis.

Pemilik perusahaan Bimbingan Belajar AIOPrivat Semarang, Miftahul Arief mengakui, dampak pandemi corona ini benar-benar menghantam bisnis bimbel secara telak.

“Alih-alih mendulang rezeki akhir tahun pelajaran sekolah, pelaksanaan pembelajaran kami saat ini berhenti total. Ibarat perang, saat ini kami sedang tiarap,” ungkapnya, Minggu (17/5/2020).

Dia berasumsi, kondisi tersebut merupakan dampak pandemi corona. Faktor turunannya seperti kebijakan sekolah diliburkan, dihapusnya ujian nasional, turunnya daya beli masyarakat, dan adanya layanan bimbel online gratis.

“Sebagai bimbel konvensional dengan layanan pembelajaran tatap muka langsung, kami menyadari saat ini konsumen sepi, daya beli masyarakat turun sehingga sebagian dari mereka saat ini memanfaatkan layanan bimbel online gratis,” tuturnya.

Pihaknya juga mengkhawatirkan adanya tren konversi pilihan masyarakat dari bimbel konvensional ke bimbel online, seperti munculnya start up bimbel yang telah muncul di depan mata.

Sangat dimungkinkan, selepas pandemi corona ini berakhir, masyarakat yang belum naik daya belinya berduyun-duyun beralih memilih bimbel online dibanding bimbel konvensional.

“Apalagi sudah merasakan layanan gratis dari bimbel online selama masa pandemi,” katanya.

Meski demikian, pihaknya mengaku akan terus mempertahankan eksistensi bimbel yang telah berjalan lebih dari 6 tahun tersebut. Dia berharap segera kembali mempekerjakan kembali sejumlah karyawan dan tenaga pengajarnya yang saat ini dirumahkan.

“Kami selalu promosi di website dan medsos karena hanya itu yang bisa kami lakukan saat ini. Konten promosi pun tak melulu promosi seperti biasanya namun banyak konten edukasi, karena kalau sekadar promosi biasa saat ini kami yakin tidak mendapat konsumen. Dengan edukasi kami bisa memberikan manfaat pada konsumen,” tukasnya.

Tidak hanya itu, kondisi serupa juga terjadi dalam bidang privat musik. Hampir semua aktivitas privat musik di Kota Semarang terhenti akibat wabah Corona.

“Otomatis berhenti total, semua aktivitas pembelajaran privat musik berhenti. Terpaksa kami harus berupaya banting setir untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” ujar salah satu pengajar privat musik di Semarang, Irman.(HS)

Ganjar Borong 3 Juta Masker Buatan UMKM

Rayakan Ultah ke-88 Tahun, PSIS Bagikan 2.500 Paket Sembako ke Suporter