
HALO SEMARANG – Pemerintah Kota Semarang akan melakukan penyemprotan disinfektan secara serentak yang difokuskan pada seluruh area pasar tradisonal di Semarang, Selasa (21/4/2020).
Penyemprotan disinfektan pada seluruh pasar rakyat itu direncakan akan secara serentak dimulai pada pukul 11.00.
Dengan menyesuaikan jadwal tersebut, pedagang yang ada pada pasar tradisional di Kota Semarang diharapkan dapat menghentikan aktifitasnya sebelum pukul 11.00 pada hari tersebut.
Pedagang kemudian baru bisa berjualan lagi pada esok harinya, atau pada Rabu, 22 April 2020.
Disampaikan oleh Asisten Ekonomi, Pembangunan, dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Semarang, dr Widoyono, penghentian aktifitas pasar rakyat saat penyemprotan berlangsung dimaksudkan untuk meminimalisasi dampak disinfektan kepada para pedagang sendiri.
“Jadi aktifitas pasar pada hari Selasa itu sampai pukul 11.00 saja, dan setelah penyemprotan tersebut aktifitas pasar baru dibuka besoknya. Hal ini supaya meminimalisir cairan disiinfektan terhirup para pedangang dan lainnya,” ujar dr Widoyono, Minggu (19/4/2020).
“Penyemprotan serentak ini dilakukan atas petunjuk bapak Wali Kota, untuk menekan penyebaran Covid-19 di Kota Semarang,” tegasnya.
Sementara itu Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menuturkan, adanya penyemprotan disinfektan di seluruh pasar tersebut merupakan bagian dari upaya sterilisasi tempat-tempat umum, terkhusus yang dapat berpotensi menyebarkan virus corona secara luas.
“Pasar rakyat menjadi tempat beraktifitas banyak orang, baik yang setelah dari pasar lalu pulang ke rumah masing-masing, atau bahkan yang kemudian belanjaannya dijual kembali dengan berkeliling ke perumahan-perumahan,” terang Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut.
“Maka dari itu ada kekhawatiran masyarakat, pasar dapat menjadi ruang penyebaran Covid-19, yang kemudian kami tindak lanjuti dengan upaya penyemprotan disinfektan,” lanjutnya.
Adapun upaya penyemprotan disinfektan di seluruh pasar rakyat tersebut juga merupakan tindakan preventif Pemerintah Kota Semarang, setelah ada kabar seorang ibu rumah tangga yang sempat terpapar virus Covid-19, yang diduga berasal dari pedagang sayur keliling.
Dugaan tersebut berdasarkan pengakuan yang bersangkutan, karena merasa tidak pernah bepergian ke luar kota, atau terlibat dalam aktifitas berkerumun di luar rumah.(HS)