HALO PEKALONGAN – Wakil Wali Kota Pekalongan, H Salahudin STP menekankan pentingnya pendidikan wawasan kebangsaan diberikan sejak dini, mulai dari tingkat keluarga dan lingkungan.
Ketika akan memasukkan anak ke sekolah, orang tua juga disarankan untuk memilih lembaga pendidikan dengan guru-guru yang berpandangan moderat. Hal ini penting untuk mencegah anak-anak terpapar paham radikalisme.
Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Pekalongan, H Salahudin STP, membuka pembinaan wawasan kebangsaan di SMP Salafiyah Pekalongan, Kamis (27/1/2022).
Dia mengakui untuk menanamkan wawasan kebangsaan pada generasi milenial, memang tidaklah mudah. Hal itu karena mereka hidup di tengah kecanggihan teknologi komunikasi, yang telah menghilangkan batas teritori, dan mengubah masyarakat secara dinamis.
Oleh karena itu, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Pemerintah Kota Pekalongan, terus melakukan pembinaan wawasan kebangsaan kepada para pelajar, salah satunya kepada puluhan pelajar di SMP Salafiyah Pekalongan.
Wawasan kebangsaan untuk menangkal paham radikalisme ini, menurutnya harus ditanamkan kepada generasi muda, sebagai pemegang tampuk kepemimpinan bangsa di masa depan.
Penerapan konsep wawasan kebangsaan yang baik, dapat membentuk generasi penerus seutuhnya, serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Di mana, hal ini bisa dimulai dari level terkecil di lingkungan keluarga dan lingkungan.
“Oleh karena itu, kita tumbuhkan semangat kebersamaan para generasi muda, dengan pendidikan karakter yang baik, agar memiliki akhlak yang baik, di mana hal ini bisa dimulai dari lingkungan terdekat, seperti keluarga dan lingkungan, seperti hormat kepada orang tua dan guru, berterima kasih kepada orang-orang di sekelilingnya,” tutur Wawalkot Salahudin, seperti dirilis Pekalongankota.go.id.
Dengan begitu, rasa terima kasih tersebut akan meningkat kepada para pemimpinnya, karena mereka bisa menilai kondisi negara ini, dan mereka bisa belajar dengan tenang.
Sehingga jika suatu saat, generasi penerus ini menemukan ajaran atau pemahaman-pemahaman yang kurang tepat, maka dengan wawasan kebangsaan yang telah dimilikinya, bisa melakukan deteksi dini untuk menepis hal-hal yang bertentangan dengan negara tersebut.
“Ketika di sekolah berbasis agama hal itu diajarkan sejak dini, bagaimana pemahaman moderasi dalam beragama itu menjadi pemikiran-pemikiran para gurunya yang sudah moderat, maka pasti akan disampaikan kepada siswanya, jadi paham radikalisme bisa ditangkal sejak dini,” kata dia.
Orang tua, selain memilih lembaga pendidikan, juga perlu melihat siapa latar belakang para gurunya di lembaga pendidikan itu.
“Sanad ilmunya dari mana dan siapa itu penting, karena ilmu yang diperoleh itu dari pemahaman gurunya. Walaupun ayat dan haditsnya sama, namun pemahaman dan penafsirannya yang disampaikan bisa berbeda, sehingga pemahaman yang tersampaikan ke murid juga akan berbeda pula,” kata dia. (HS-08)