in

Tanamkan Moderasi Beragama di Lembaga Pendidikan

Seminar Peran Rohani Islam (Rohis) dalam Membumikan Moderasi Beragama di Sekolah yang diikuti guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan siswa-siswi jenjang SMA, SMK, dan sederajat se-Kabupaten Jepara di Pendopo Kartini. (Foto : Jepara.go.id)

 

HALO JEPARA – Sikap moderat dalam beragama, perlu ditanamkan kepada anak didik sejak dini. Para guru dapat membentengi warga sekolahnya, agar tidak terpapar radikalisme, mengajak cinta tanah air, memperkokoh nilai kebangsaan, dan nasionalisme.

Hal itu disampaikan Ketua Asosisiasi Guru Pendidikan Agama Islam (AGPAI) Kabupaten Jepara, Nor Khamid, dalam seminar tentang Peran Rohani Islam (Rohis), dalam Membumikan Moderasi Beragama di Sekolah.

Seminar yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Jepara, bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) itu, berlangsung di Pendopo Kartini, Selasa (21/12), diikuti guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan siswa-siswi jenjang SMA, SMK, dan sederajat se-Kabupaten Jepara.

Lebih lanjut Nor Khamid, dalam laporannya menyampaikan kegiatan ini rutin dilakukan. Melalui Seminar Organisasi Rohis, pihaknya berharap agar para guru PAI, membekali muridnya dengan nilai-nilai agama dan kebangsaan.

Nor Khamid mengatakan moderasi beragama perlu ditanamkan kepada anak didik sejak dini. Para guru dapat membentengi warga sekolahnya, untuk tidak terpapar radikalisme, mengajak cinta tanah air, memperkokoh nilai kebangsaan, dan nasionalisme.

Sementara itu, Bupati Jepara Dian Kristiandi, yang diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Jepara, Dwi Riyanto, dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan tersebut dan siap mendukung moderasi di lingkungan sekolah.

Menurutnya, dari kegiatan ini, para guru dapat mengajak anak didiknya untuk memiliki sikap moderasi beragama, sehingga mereka akan menjadi anak-anak yang kuat akan sikap toleransi.

Para guru, menurut dia sudah seharusnya berkomitmen kepada nilai-nilai kebangsaan dengan menguatkan karakter moderasi beragama.

Dia juga mengimbau kepada guru-guru untuk tidak tertarik dengan isu-isu yang sampai saat ini masih berkembang.

“Teknologi sekarang ibarat pisau bermata dua. Satu sisi bisa menjadikan hal baik, satu sisi lagi bisa menjerumuskan ke hal negatif. Untuk itu, anak didik harus dibekali ilmu agama,” kata Dwi, seperti dirilis Jepara.go.id.

Lanjut Dwi Riyanto, untuk meningkatkan mutu pendidikan harus dipastikan terlebih dahulu komitmennya kepada bangsa. Karena itu bagian dari pondasi yang harus dibangun kokoh oleh guru maupun yang lainnya.

“Untuk itu, guru-guru PAI yang tersebar di lembaga pendidikan di Jepara agar mampu mempelajari agama dengan baik sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang toleran,” katanya. (HS-08)

Jelang Nataru, Pemkab Klaten Dirikan Empat Posko Keamanan dan Tutup Fasilitas Umum

Jelang Natal, Bupati Jepara Pastikan Prokes, Aparat Keamanan Sterilisasi Gereja