
HALO SEMARANG – Ajang olahraga lari Semarang 10K kembali digelar, Minggu (15/12/2019). Ribuan runners dari berbagai daerah terlihat sangat antusias mengikuti event kali kedua yang diselenggarakan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, melepas peserta dengan mengibarkan bendera start dari depan Balai Kota Semarang.
Dalam ajang ini, peserta tak hanya berlari, namun juga diajak menelusuri beberapa lokasi bersejarah di Kota Semarang.
Adapun rute yang harus dilalui pelari diawali dari Jalan Pemuda depan Balaikota – Bundaran Tugu Muda – Jalan Pandanaran – Simpanglima – Jalan Ahmad Yani – Jalan MT Haryono – Simpang Jalan RA Kartini – Bundaran Bubakan – Jalan Ronggowarsito – Jalan Pengapon – Jalan Merak – Jalan Taman Srigunting – Jalan Cendrawasih I – Jalan Cendrawasih – Jalan Letjend Suprapto – Jembatan Berok – dan Finish di Jalan Pemuda – Balai Kota Semarang.
Peserta pun dihibur oleh kebudayaan khas Jawa Tengah yang telah disiapkan di beberapa titik. Seperti atraksi Jathilan, Atraksi Drumblek, Ganongan, musik angklung telah disiapkan panitia di titik-titik tertentu yang disebut cheering points.
“Selamat datang atlet dan runner di Semarang. Semoga trek kali ini menyenangkan buat peserta,” ucap Hendi, sapaan akrabnya.
Dia mengatakan, rute kali ini berbeda dari tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, sebagian rute yang dilewati peserta, yakni Kawasan Kota Lama, masih dalam revitalisasi. Saat ini, peserta dapat menikmati suasana Kota Lama yang sudah menjelma menjadi kawasan yang cantik.
Meski demikian, Hendi mengingatkan kepada para peserta untuk tetap berhati-hati selama melalui race.
Ia juga berharap rute kali ini menjadi rute penutup agenda lari tahun 2019 yang menyenangkan bagi para peserta.
Sejumlah peserta berlomba-lomba untuk mencapai garis finish. Banyak juga peserta yang memanfaatkan Semarang 10K untuk mengabadikan moment di setiap jalur yang dilalui.
Dalam gelaran Semarang 10K yang digelar Minggu (15/12/2019) sejumlah peserta terlihat mengekspresikan diri dengan pakaian yang dipakainya.
Seperti yang diperlihatkan salah satu peserta dari RG Runners, tak hanya style olahraga, komunitas lari yang ada di Semarang itu malah memakai jarik batik dan blangkon.
Yudi Dops, salah satunya. Meski menggunakan jarik batik, dia mengaku tak masalah dan tak ada kendala dalam berlari menyusuri race Semarang 10K.
“Ini juga kali pertama ini saya ikut, acaranya asyik, spot foto juga banyak. Apalagi didukung cuaca yang gak terlalu panas jadi enjoy banget tadi,” ujarnya usai finish di halaman Balai Kota Semarang.
Penggunaan Jarik, dipilih lantaran dirinya ingin menunjukkan salah satu budaya di Indonesia, yaitu batik. “Karena tadi juga lewat Kota Lama, jadi pas foto kita pakai Jarik ini kan lebih banyak dapat fotonya yang bagus-bagus,” katanya.
Selain RG Runners yang tampil dengan Jarik Batik dan Blangkonnya, terlihat pula pelari dengan mengenakan topeng singa yang merupakan ikon komunitas lari Long Run Rangers, Tamrin La Taangi.
“Kami memang sudah merencanakan ikut di Semarang 10K ini. Karena tahun lalu gak dapet race di Kota Lama, kalau tahun ini bisa dapat dan area juga steril jadi bisa dapat foto,” katanya.
Menurutnya, Semarang 10K merupakan moment yang sangat tepar untuk menutup akhir tahun 2019. Pihaknya berharap agar event ini terus diselenggarakan setiap tahunnya.
“Pesertanya juga semakin banyak tahun ini. Harapannya di tahun depan bisa semakin ramai dan meriah lagi,” tukasnya.(HS)