in

Stokemaki Ajarkan Warga Ngemplak Simongan Teknik Graffiti

Warga membuat graffiti di area Kampung Jatiwayang, Kelurahan Ngemplak Simongan, Rabu (22/8/2019).

 

HALO SEMARANG – Stokemaki, salah satu graffiti asal Semarang bekerja sama dengan Kolektif Hysteria dan warga Jatiwayang menggelar workshop Creative Sketch Street Art di area Kampung Jatiwayang, Kelurahan Ngemplak Simongan, Rabu (22/8/2019).

Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian event Festival Kampung Jatiwayang II, 3-25 Agustus 2019. Kegiatan yang disupport oleh Direktorat Kesenian, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud ini diawali dengan eduksi singkat tentang sejarah street art di Indonesia.

Workshop tersebut diikuti sekurang-kurangnya sepuluh orang anak muda yang berasal dari kampung maupun luar kampung.

Dengan antusiatisme yang baik dari masyarakat, workshop ini kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran teknik dasar graffiti, screening documenter, dan ditutup dengan pengplikasian langsung di selembar kertas, sebelum akhirnya berpindah di media tembok rumah-rumah warga.

Stokemaki mengatakan, workshop ini bisa menjadi media untuk berinterkasi sosial bagi anak muda.

“Dengan workshop ini orang-orang banyak yang datang berkumpul bukan hanya sekadar menonton. Tapi juga ikut nimbrung, saling bertukar pikiran tentang apa itu street art, bertukar wacana dan tentu saja saling mengapresiasi,” jelasnya.

Jalil Sastro (26) warga Jalan Srinindito Timur Nomor 7 RT 02 RW 3, Ngemplak Simongan merasa sangat senang dengan adanya aktivitas ini. Para remaja menjadi memiliki kegitan yang lebih bermanfaat.

“Dengan begini, teman-teman selain lebih mengerti tentang graffiti dan steet art, kita juga bisa memiliki kegiatan yang lebih bermanfaat. Termasuk juga menyalurkan hasrat corat-coret tembok yang tidak perlu menjadi hal yang lebih bermanfaat,” katanya.

Sepemikiran dengan Jalil, Pupung (23) selaku koordinator lapangan juga mengatakan, bahwa workshop ini bisa menjadi sosialisasi tentang mengurangi fandalisme.

“Jadi menambah pemahaman buat kami, kalo ada hal yang lebih bermanfaat dari aksi fandalisme. Yaitu membuat sebuah karya yang bisa mengangkat kampung menjadi indah,” terangnya.

Salah satu rangkaian workshop Cretive Sketch Street Art adalah Battle Game sketch. Setelah pemaparan materi selesi, peserta workshop kemudian dibagi menjadi tiga kelompok yang diadu kreativitasnya. Juri betlle merupakan anak-anak sekolah dasar yang datang dan dilibatkan sebagai juri. Kelompok Yang menang akan menjadi sanjungan, kelompok yang kalah akan dicoret-coret wajahnya sebagai hukuman.(HS)

Bantu Atasi Bencana Kekeringan, ACT Jateng Distribusikan 50 Truk Tanki Air Bersih

Gedung Parkir Pandanaran Ditargetkan Selesai Akhir September