HALO SEMARANG – Sekolah Menengah Pertama (SMP) 5 Kota Semarang, melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19, terkait Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen, mulai Senin (10/1/2022).
Kepala Sekolah SMP 5 Kota Semarang, Teguh Waluyo, mengatakan upaya yang dilakukan, antara lain mengatur kembali jam masuk dan pulang sekolah, agar tidak menimbulkan kerumunan.
Baik jam masuk maupun pulang, untuk setiap tingkatan, diberi jeda waktu 30 menit. Pada akhir jam pelajaran, anak-anak juga diminta langsung pulang dan tidak berkumpul.
“Kemudian kami harus mengatur lagi, karena ini masuk semua, berarti kita bagi secara bergantian untuk kelas 7 masuk pukul 07.45 WIB, untuk kelas 8 masuk pukul 08.15 WIB, sementara untuk kelas 9 masuk pukul 08.45 WIB,”ungkap Teguh.
Setiap siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka, juga harus sudah menginstal aplikasi PeduliLindungi. Dengan aplikasi, mereka harus memindai quick response code (QR Code) yang dipasang di pintu masuk sekolah.
Pihak sekolah juga telah menyediakan perlengkapan standar protokol kesehatan, termasuk alat untuk cuci tangan dan pengecekan suhu tubuh menggunakan thermo gun.
“Prosedur masuk sekarang sudah mengunakan aplikasi PeduliLindungi. Kami pasang beberapa barcode. Anak yang masuk, melakukan scan barcode dan cek suhu, cuci tangan, langsung masuk kelas,” kata Teguh Waluyo.
Prosedur protokol kesehatan tersebut, juga langsung diawasi oleh para guru. “Ini sementara tadi saat siswa masuk pada pagi hari, itu pasti cukup banyak. Sehingga ada guru yang mengawasi. Kami juga sudah menyiapkan alat cek suhu dan alat scan barcode peduli lindungi yang tidak hanya 1, sehingga pada saat masuk tadi masih bisa terkendali,” ungkapnya.
Untuk proses pembelajaran, dia mengatakan menerapkan enam jam pembelajaran, dengan setiap mata pelajaran hanya 40 menit.
“Ini sehari 6 jam pelajaran saja. Itu masing masing 40 menit. Jadi kalau kelas 7, yang mulai pukul 07.45 WIB, selesai pukul pukil 12.00 WIB, untuk kelas 8, mulai pukul 08.15 WIB selesai pukul 12.30 wib, sementara untuk kelas 9 selesai pukul 13.00 WIB,” tuturnya.
Sementara untuk saat pulang sekolah, pihaknya juga melakukan scan aplikasi PeduliLindungi terlebih dahulu. Pihaknya juga sudah menyediakan ruang tunggu, untuk siswa yang belum dijemput.
Hal ini dilakukan sebagai upaya antisipasi agar tidak adanya penumpukan saat selesai mengikuti pembelajaran di sekolah.
Dia mengatakan, pelaksanaan pembelajaran tersebut sudah sesuai kebijakan Pemerintah Kota Semarang.
Sebelum melaksanakan PTM 100 persen, dia juga sudah mengikuti webinar bersama Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jumeri, yang mewajibkan pembelajaran secara langsung.
Ia mengungkap untuk total jumlah seluruh siswa yang berada di SMP 5 Semarang sejumlah 877 siswa, terdiri atas kelas 7 hingga kelas 9.
Sementara itu pelaksanaan PTM 100 persen, disambut antusias oleh siswa. Martinus, siswa kelas 9A, mengatakan merasa senang bisa bertemu dengan teman-temannya dan bisa belajar secara langsung.
“Dengan ada pembelajaran secara langsung ini, bisa bertemu dengan teman-teman secara langsung saya merasa senang,” kata Martinus.
Meskipun sempat merasa agak cangguh, siswa warga Jatingaleh ini, mengaku bersemangat, karena sebelumnya hanya bisa mengikuti pembelajaran melalui zoom.
“Pertama ketemu secara langsung agak canggung karena teman teman ada yang berubah soalnya, tapi saya senang dan semangat karena sebelumnya hanya bisa bertemu lewat virtual saja,” kata dia. (HS)