HALO KENDAL – Aswaja An Nahdliyah merupakan faham yang harus diamalkan oleh seluruh warga Nahdiyin. Begitu pula di lingkungan SMK NU 01 Kendal, beberapa waktu lalu melaksanakan kegiatan penanaman Aswaja An Nahdliyah, yang dihadiri 80 peserta.
Kepala SMK NU 01 Kendal sekaligus Sekjen PCNU Kendal, Mokh Izudin setelah membuka kegiatan tersebut dalam sambutannya mengatakan, baik guru maupun karyawan harus paham betul dan ikhlas mengamalkannya.
“Bapak ibu guru dan karyawan harus menguasai 4 syarat menjadi warga NU, sehingga dapat menjadi suri tauladan bagi siswa-siswinya,” ungkapnya.
Empat syarat yang dimaksud Izudin tersebut, yakni, Amaliyah, fikrah, harakah dan ghirah.
“Dengan memberikan keteladanan, kita dapat bersama-sama meningkatkan karakter siswa sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Al Hidayah, Sunari Sufyan dalam sambutannya berharap kepada seluruh peserta untuk mengosongkan ego dan keahliannya, agar bisa menerima materi kegiatan penguatan Aswaja.
“Ibarat air penuh di dalam botol untuk dikosongkan dulu agar bisa diisi lagi dengan air yang lebih jernih” jelasnya.
Sambutan dilanjutkan Pengawas SMK NU 01 Kendal sekaligus Ketua LP Ma’arif Kendal, Ibnu Darmawan.
Dalam sambutannya dia meminta agar ghirah selama mengikuti kegiatan penguatan Aswaja tetap tinggi.
Menurutnya, peserta perlu membuat yel yel yang dapat menambahkan semangat peserta dalam mengikuti kegiatan sampai selesai.
“Saya berharap bahwa dengan semangat yang terus tinggi dalam menuntut ilmu dari peserta, dapat menambah citra baik untuk SMK NU 01 Kendal,” ungkap Ibnu.
Dalam penguatan Aswaja, Ali Martin memamaparkan makna dari amaliyah, fikrah, harakah, dan ghirah yang merupakan bagian dari syarat menjadi warga NU.
Dia juga menjelaskan sejarah terpecahnya beberapa golongan pasca meninggalnya Nabi Muhammad SAW hingga saat ini.
“Jauh-jauh ratusan tahun yang lalu Rasullulah menyampaikan bahwa hanya ada satu golongan yang akan selamat dari 72 golongan Islam yang tepecah. Golongan itu adalah yang mengikuti sunnahku dan senantiasa berjamaah, yaitu Ahlussunah Wal Jamaah,” paparnya.
Menurut Ali Martin, masalahnya banyak sekali yang mengaku sebagai golongan Aswaja. Namun demikian, ulama NU memiliki nasab keilmuan yang jelas yang sampai ke Rasulullah SAW dalam mengamalkan ajaran Islam.
“Sehingga insya-Allah kita termasuk golongan yang selamat,” tandasnya.
Untuk menambah ciri khas dan identitas Aswaja NU, lanjut Ali Martin, maka ulama-ulama sepakat menyebutnya dalam nama Ahlussunah Wal Jamaah An Nahdliyah.
Salah satu dari pemateri penguatan Aswaja, Khafidin juga menyampaikan, bahwa kegiatan dilaksanakan dengan tetap mentaati protokol kesehatan Covid-19, sehingga dibagi menjadi beberapa cluster.
“Pembagian kami lakukan berdasarkan kriteria usia NU, Muslimat, Fatayat, Anshor, IPNU dan IPPNU. Di kelas-kelas tersebut sudah siap beberapa pemateri untuk diskusi mengenai amalan NU dan materi ke-NU-an lainnya sesuai dengan tingkatan mereka,” tuturnya.
Setelah sesi diskusi usai, peserta diberikan penugasan sebagai bukti kesungguhan mereka selama pengikuti latihan. Bagi peserta yang paling aktif mendapat reward berupa tas dan alat tulis untuk belajar.(HS)