HALO SEMARANG – Atap depan gedung milik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 3 Jawa Tengah di Jalan Kyai Saleh, Semarang, roboh pada Selasa (28/7/2020) sore sekitar pukul 16.00.
Gedung itu roboh pada bagian depan, yang merupakan ruang resepsionis dan ruang kepala Kantor OJK.
Seorang saksi, Wati mengatakan, bahwa saat kejadian terdengar suara, dan seketika banyak orang berhamburan dari sekitar gedung.
“Sempat terdengar suara seperti benda besar jatuh. Beberapa orang di sekitar gedung panik, dan lari menjauh dari gedung. Ternyata gedung OJK sudah roboh dan diselimuti debu,” ujarnya.
Dari informasi yang dihimpun, bagian gedung yang roboh tersebut sudah tiga hari belakangan dikosongkan menyusul munculnya retakan pada bagian pilar gedung tersebut.
Runtuhnya halaman depan dan ruang loby gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga sempat menimbulkan kekagetan warga sekitar. Situasi itupun viral melalui video yang menyebar di grup-grup Whatsapp dan media sosial.
Informasi yang didapat, ternyata gedung yang merupakan Kantor OJK Regional 3 Jateng-DIY memang sengaja dirobohkan karena akan direnovasi dan dibangunkan bangunan baru.
Saat ini status gedung tersebut adalah cagar Budaya. Bangunan yang telah berdiri lebih dari 100 tahun itu memang mengalami pelapukan dan retak-retak pada dinding dan lantainya.
Berdasarkan surat edaran resmi dari OJK, gedung tersebut memang sudah direncanakan akan direnovasi. Dan selama proses renovasi, manajemen OJK memastikan proses pelayanan dan oprasional kantor tak akan terganggu.
Sebagai informasi, Kantor OJK Jawa Tengah tersebut merupakan bekas rumah peninggalan raja gula asal Semarang, Oei Tiong Ham.
Oei Tiong Ham sendiri merupakan konglomerat pertama di Asia Tenggara yang berjaya pada tahun 1920-an atau masa Hindia Belanda.
Oei Tiong Ham yang lahir pada 1866 dan meninggal dunia pada tahun 1924, memulai usaha setelah mewarisi perusahaan milik ayahnya, Oei Tjie Sien. Semula total harta dan aset yang dia terima 17,5 juta gulden.
Berkat keuletannya, nilainya berkembang menjadi sekitar 200 juta gulden yang membuatnya menjadi orang terkaya di Hindia Belanda kala itu.
Bahkan dia juga menjadi konglomerat pertama di Asia Tenggara berjuluk Raja Gula asal Semarang.
Oei Tiong Ham kemudian mendirikan bangunan megah bak istana di kawasan Gergaji, Semarang, dilengkapi taman yang sangat luas.
Warga sekitar biasa menyebut bangunan ini Istana Balekambang atau Istana Gergaji.
Sebagai gambaran luasnya istana tersebut, kini bagian dari lahan milik Oei Tiong Ham itu menjadi beberapa perkampungan, kompleks Polda Jawa Tengah, kantor Gubernur Jawa Tengah, DPRD Jawa Tengah, kampus Universitas Diponegoro Jalan Pleburan, pusat perkantoran di Jalan Pandanaran, hingga ke dekat Kampung Kali.
Kompleks istana yang dahulu seluas 81 hektare, kini tinggal sekitar 8.000 meter persegi tempat bangunan itu berada.
Sisanya telah menjadi perkantoran dan permukiman penduduk.
Gedung tersebut sudah beberapa tahun digunakan oleh OJK Jawa Tengah, dan diresmikan sebagai kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 3 Jawa Tengahpada 17 Februari 2017.(HS)