HALO KENDAL – Harga tepung terigu di pasar tradisional di Kendal secara bertahap terus mengalami kenaikan, bahkan diprediksi hingga April 2022. Hal ini seiring dengan strategi produsen merespon harga gandum impor yang semakin tinggi akibat gangguan produksi di negara asal.
Dalam catatan Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), harga tepung terigu telah naik secara bertahap sejak Januari sampai saat ini. Khusus terigu serbaguna dan protein tinggi telah naik 6 persen, sedangkan protein rendah telah naik 15 persen.
Harga di pasaran diperkirakan akan mencapai level tertinggi pada April atau Mei 2022 dan bertahan sampai September 2022. Situasi harga akan tergantung pada proyeksi hasil panen gandum pada tahun depan.
Di Kabupaten Kendal, harga tepung terigu sudah sejak tiga bulan lalu terus merangkak naik. Namun para pelaku UMKM dan pengusaha roti tidak berani menaikkan harga jual produk rotinya.
Harga tepung terigu per sak isi 25 kilogram, dari semula Rp 160 ribu berangsur naik menjadi Rp 190 ribu. Sedangkan harga tepung terigu kualitas istimewa yang biasa digunakan untuk bahan roti, harga menjadi Rp 210 ribu juga per sak isi 25 kilogram.
Menurut Hadiyanto, pemilik toko sembako di Jalan Pahlawan Kendal, harga tepung terigu merangkak naik, dari semula Rp 160 ribu naik terus menjadi Rp 190 ribu per sak isi 25 kilogram.
Sedangkan untuk harga tepung pati (tapioka) juga naik, dari semula Rp 175 ribu naik terus menjadi 245 ribu per sak isi 25 kilogram.
“Tepung terigu dan tepung pati harganya naik terus, tetapi naiknya sedikit-sedikit, dari tiga bulan lalu masih Rp 160 ribu naik terus sekarang Rp 190 ribu per sak isi 25 kilogram,” ujarnya, Sabtu (5/3/2022).
Sementara itu Maulana dari UMKM produk roti di Jalan Habiproyo Kendal mengatakan, harga tepung terigu pada pekan ini naik, dari semula di bawah Rp 200 ribu, sekarang naik menjadi Rp 210 ribu per sak.
Menurutnya, naiknya harga tepung terigu cukup tinggi. Namun untuk sementara belum menaikkan maupun memperkecil ukuran produk rotinya.
“Sebenarnya harga tepung terigu naiknya cukup tinggi, tetapi sementara untuk harga roti belum dinaikan,” ujar Maulana.
Dirinya mengaku, masih melihat kondisi harga bahan-bahan lainnya untuk membuat roti, seperti gula dan telur. Jika semuanya ikut naik cukup tinggi, maka kemungkinan baru akan menaikan harga produk rotinya, supaya tidak rugi.
“Seperti ketika harga telur mencapai Rp 30 ribu per kilogram, terpaksa harus menaikan harga produk rotinya. Kita lihat saja nanti, tetapi sekarang untuk harga roti belum dinaikan,” ujarnya.(HS)