in

Sekolah Virtual Gratis Tak Ganggu Perekrutan Sekolah Swasta

Ketua Umum Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Jateng, Nawal Arafah Taj Yasin, dalam Webinar bertema “Perluasan Akses Pendidikan Melalui Virtual sebagai Perwujudan Sekolah Tanpa Sekat di Jawa Tengah”. (Foto : jatengprov.go.id)

 

HALO SEMARANG – Sekolah virtual gratis yang telah diluncurkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, 13 Oktober 2020 lalu, tak akan mengganggu perekrutan siswa oleh sekolah swasta.

Penjelasan itu disampaikan Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Padmaningrum dalam Webinar bertema “Perluasan Akses Pendidikan Melalui Virtual sebagai Perwujudan Sekolah Tanpa Sekat di Jawa Tengah”.

Menurut dia, peserta program sekolah virtual tanpa sekat tersebut, adalah anak-anak dari keluarga tidak mampu. Mereka juga tidak mendaftar di sekolah negeri atau swasta.

Untuk membantu perekonomian keluarga, banyak dari mereka yang kemudian bekerja. Dengan sekolah virtual, mereka tetap mendapat haknya untuk menempuh pendidikan.

Baik dalam sekolah virtual maupun sekolah dalam jaringan seperti yang diterapkan sejak masa pandemi Covid-19, Padmaningrum meminta semua kepala sekolah dan guru tidak hanya memantau. Mereka harus turun langsung ke lapangan, untuk melakukan evalusi kepada seluruh peserta didiknya.

“Masih banyak siswa dari keluarga miskin, sehingga tidak semua peserta didik mempunyai gawai atau handphone. Bahkan ada pula yang punya gawai tapi dijual oleh orangtuanya untuk makan, ada pula siswa yang membagi waktunya untuk belajar dan bekerja, serta siswa-siswa yang berada daerah terpencil dan sebagainya,” kata dia, seperti dirilis dalam Jatengprov.go.id, Senin (3/11).

Sementara itu Ketua Umum Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Jateng Nawal Arafah Taj Yasin, yang mengikuti webinar dari rumah dinas Wakil Gubernur, mengatakan sekolah virtual ini memberikan harapan untuk anak-anak yang tak dapat lagi bersekolah karena persoalan ekonomi. Dengan program ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dapat memperluas akses pendidikan, agar semua anak memperoleh hak pendidikan yang layak.

“Program sekolah virtual ini tanpa ada batasan pembiayaan, status sosial, dan ekonomi, termasuk gender dan disabilitas,” kata Ketua Umum Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Jateng Nawal Arafah Taj Yasin, di rumah dinas wakil gubernur, Senin (2/11/2020).

Rintisan kelas virtual telah diluncurkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo,  13 Oktober 2020 lalu di SMAN 1 Kemusu Boyolali dan SMAN 3 Brebes. Di kedua sekolah pengampu itu masing-masing tercatat 36 siswa dalam satu rombongan belajar.

“Siswa juga diberi fasilitas handphone, kuota data, dan beasiswa. Tentu saja ini merupakan angin segar, secercah harapan bagi anak-anak yang putus sekolah karena alasan biaya. Demikian juga bagi BKOW Jateng yang sedang menggencarkan gerakan pencegahan perkawinan usia anak, program ini merupakan kabar baik. Karena sekolah virtual ini bisa menjadi solusi pencegahan pernikahan dini,” jelasnya. (HS-08)

Kebijakan Restrukturisasi Kredit Jaga Stabilitas Sektor Jasa Keuangan

Puluhan Warga Bandungan Terjaring Razia Masker