in

Saatnya Masyarakat Jadi Garda Terdepan untuk Pencegahan Penularan Virus Corona

Anang Budi Utomo, Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang.

 

HALO SEMARANG – Masyarakat saat ini dituntut untuk bisa jadi benteng terdepan dalam upaya pencegahan wabah corona di Indonesia. Artinya, warga bisa menghindari terpapar virus dengan berbagai cara. Mulai dari menjaga daya tahan tubuh, rajin cuci tangan dan pakai masker, makan dengan gizi seimbang, tidak stres, dan tentunya mematuhi anjuran pemerintah di tengah wabah corona ini.

Hal itu disampaikan Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang, menanggapi tentang tingginya angka penularan virus corona di Kota Semarang, Selasa (7/4/2020).

Menurutnya, masyarakat tak boleh hanya mengandalkan tenaga medis sebagai garda terdepan dalam upaya pencegahan penularan virus corona. Selain jumlahnya yang terbatas, perlengkapan untuk penanganan pasien corona juga terbatas pula.

“Mari logikanya dibalik, masyarakat yang harus jadi benteng terdepan. Dengan mau menjaga kesehatan, menjaga jarak fisik, dan menjaga pola hidup yang sehat. Tim medis harus jadi benteng terakhir. Kesadaran ini penting, agar wabah corona segera berakhir,” kata Politisi Partai Golkar ini.

Dia berharap semua pihak juga harus bersama-sama bergerak untuk mengatasi masalah wabah corona ini. Tak hanya pemerintah, partai politik, pihak swasta, tapi masyarakat umum juga perlu bergerak bersama untuk memerangi wabah corona.

“Ibaratkan kondisi ini sebagai perang semesta. Perang yang melibatkan seluruh konponen masyarakat. Tidak bisa mengandalkan tim medis yang jumlah dan peralatan terbatas. Kami berharap masyarakat umum juga berperan lebih besar dalam pencegahan penularan virus corona. Salah satunya dengan menjaga kebersihan, menjaga pola makan, menjaga jarak fisik, dan mematuhi anjuran pemerintah,” katanya.

“Kalau perang melawan corona ini hanya mengandalkan tenaga medis saja, kasihan mereka. Kalau tim medis dijadikan benteng terdepan, dan nanti jebol, akhirnya masyarakat tak bisa apa-apa. Maka logikanya harus dibalik. Masyarakat jadi garda terdepan agar lebih disiplin mematuhi anjuran pemerintah,” paparnya.

Sementara Abdul Hakam, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang mengatakan, di Kota Semarang penyebaran wabah corona memang tinggi. Saat ini ada 1.386 orang dalam pemantauan, 176 pasien dalam pengawasan, dan 61 orang yang positif dan masih dirawat. Tujuh pasien di Kota Semarang sudah dinyatakan dalam kondisi sembuh.

“Paling banyak penularan di Kecamatan Tembalang dan Semarang Tengah. Untuk kecamatan yang belum ada penularan di Kecamatan Tugu dan Kecamatan Genuk. Namun masyarakat kami minta untuk tetap waspada dalam mencegah penularan corona,” tegasnya tanpa menyebut detail penyebaran penularan corona di tiap kecamatan di Kota Semarang.

Menurutnya pola penularan Covid-19 ini ada dua dua cara, kontak fisik dan melalui sarana (virus menempel di benda mati). Untuk penularan melalui sarana ini, virus corona bisa bertahan hingga tiga hari di benda keras.

“Maka untuk mencegahnya cuci tangan sesering mungkin. Paling bagus dengan air mengalir dan sabun. Penggunaan hand sanitizer sebaiknya kalau pas tidak ada air saja,” katanya.

Selain itu, jaga jarak fisik juga perlu dilakukan. “Dan imbauan kami, masyarakat tetap di rumah saja kalau tak ada keperluan penting. Jika harus keluar rumah, sebaiknya harus pakai masker dan sering cuci tangan. Selain itu harus menjaga pola makan yang bergizi untuk meningkatkan imunitas tubuh. Terakhir tidak stres dan gelisah agar tak mudah tertular virus corona,” katanya.(HS)

Dampak Corona, 1.835 Pekerja di Kota Semarang Kena PHK dan 2.448 Pekerja Dirumahkan

Total Ada 17 Pasien Positif Covid-19 di Kota Semarang yang Sembuh