
HALO SEMARANG – Pemkab Semarang akan terus mendorong dan mendampingi petani, untuk menanam porang (Amorphophallus muelleri), karena tanaman ini sangat potensian meningkatkan kesejahteraan mereka. Dalam sekali panen, petani dapat meraup keuntungan ratusan juta rupiah.
“Petani akan didampingi untuk menanam porang, termasuk cara tanam yang baik dan pemasarannya. Diharapkan hasilnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Bupati Semarang H Ngesti Nugraha, dalam panen perdana tanaman porang, di lahan milik kelompok tani “Sendang Mulyo 5” Desa Tukang, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Jumat (18/6).
Bupati mengemukakan, porang merupakan produk yang sangat potensial untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Selain harga jual yang tinggi, tanaman ini juga laku di pasar internasional.
Untuk lahan seluas satu hektare, dalam sekali panen, petani dapat memanen rata-rata 70 ton umbi tanaman, yang dikenal juga dengan nama iles-iles itu. Adapun harganya, bisa mencapai lebih dari Rp 7.500 per kilogram.
Bupati optimistis budi daya porang akan berhasil di Kabupaten Semarang. Hal ini karena potensi pengembangan, terutama lahan sangat mendukung.
Selain di Pabelan, lanjut Bupati, para petani di Tuntang, Banyubiru dan beberapa kecamatan lainnya mulai melirik tanaman yang dulu dianggap tidak berharga ini.
Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan (Dispertanikap) Wigati Sunu, menjelaskan tanaman porang termasuk komoditas yang mudah ditanam. Selain tidak memerlukan perawatan khusus, umbi-umbian ini juga dapat ditanam di lahan marginal atau lahan kosong yang kurang produktif. Bahkan dapat ditanam di bawah tanaman tegakan seperti mahoni dan sengon.
“Ini trend tanaman baru yang sangat potensial, karena bernilai ekonomi tinggi. Sudah banyak petani yang mulai menanam,” terangnya, seperti dirilis Semarangkab.go.id.
Data di Dispertanikap, saat ini ada 341 kelompok tani, yang menanam porang di lahan seluas 162.667 hektare, yang tersebar di 14 kecamatan. Sedangkan luasan panen sampai akhir Semester I tahun 2021 mencapai 15.306 hektare.
Ketua kelompok tani “Sendang Mulyo 5” Sudadi (45) mengaku sudah menanam Porang secara mandiri sejak tahun 2019 lalu. Sekali panen dilahan seluas satu hektar, pendapatan kotor yang diperolehnya bisa mencapai setengah miliar lebih. “Saya bisa panen 80 ton umbi Porang. Dengan harga Rp7 ribu per kg, lumayan pendapatannya,” terangnya.
Sedangkan 30 anggota kelompok tani yang dipimpinnya baru mulai menanam Oktober 2020 lalu. Panen perdana oleh Bupati kali ini di lahan seluas setengah hektar dan menghasilkan kurang lebih 75 ton umbi Porang. Menariknya lagi, seluruh hasil panen sudah pasti terserap habis di pasar.Meski hasilnya lebih bagus, Sudadi dan kawan-kawan tidak meninggalkan padi sebagai tanaman pokok. Menurutnya, porang menjadi pilihan menambah pendapatan di masa pandemi seperti saat ini.
Sebelumnya, Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), yang juga Kepala Staf Presiden (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko, mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini memiliki perhatian besar terhadap peningkatan berbagai komoditas pertanian, termasuk porang.
Menurutnya, Jokowi dan seluruh jajaran istana mendorong kemajuan sektor pertanian, untuk memulihkan ekonomi nasional, akibat pandemi Covid-19.
Sektor pertanian adalah kekuatan utama, sekaligus benteng negara dalam menghadapi gelombang pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia. Oleh karena itu, HKTI siap bekerja sama dan bekerja keras, membantu petani dalam meningkatkan produksi. (HS-08)