
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat melayat ke kediaman Bambang Saptono di kediamannya Jalan Kaligarang no 21, Semarang, Kamis (25/4/2019).
HALO SEMARANG – Meninggalnya Bambang Saptono (52), aggota Kelompok Penyelenggaran Pemungutan Suara (KPPS) di Semarang, Rabu (24/4/2019), mendapat perhatian serius dari beberapa pejabat di Kota Semarang dan Jateng.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G Rayahu, atau biasa disapa Mbak Ita terlihat melayat ke kediaman Bambang Saptono di kediamannya Jalan Kaligarang no 21, Semarang, Kamis (25/4/2019). Kedua pejabat itu menyampaikan keprihatinannya atas banyaknya kejadian meninggalnya petugas pemungutan suara usai Pemilu 2019.
Melihat banyaknya pejuang demokrasi yang meninggal, Ganjar Pranowo berharap pelaksanaan pemilu serentak direview.
“Kami minta pada KPU untuk ngurus ini semua, di Jawa Tengah lumayan banyak (yang meninggal). Tapi ini menjadi pembelajaran bagi kita ternyata ada faktor X yang kita tidak pernah tahu, yang mestinya KPU secara institusi memerhatikan seperti ini,” kata Ganjar usai takziah di rumah duka.
Meski nyawa tidak bisa digantikan apapun, lanjut Ganjar, namun setidaknya perlu diadakan asuransi petugas pelaksana Pemilu untuk cover masalah kesehatan. Sehingga mereka yang sudah melakukan tugas luar biasa ini ada jaminan, jadi ada ketenangan dalam melakukan kerja.
“Mungkin perlu kita pertimbangkan juga untuk petugas seperti ini kita cek kesehatan sebelumnya,” katanya.
Ganjar juga mengatakan, banyaknya petugas yang meninggal telah dia laporkan ke Presiden. Selain itu terkait review pelaksanaan pemilu serentak juga telah dia diskusikan dengan beberapa anggota DPR RI.
“Apakah serentak pusat, provinsi, kabupaten, atau serentak eksekutif atau legislatif. Kayaknya kalau bareng seperti ini tidak ringan, sangat berat mereka bekerja. Kita tidak menduga akan serumit dan membutuhkan tenaga waktu pikiran yang luar biasa. Juga tekanan yang luar biasa,” katanya.

Sampai 24 April 2019 pukul 19.00 petugas KPPS di Jawa Tengah yang meninggal telah 32 orang dan yang sakit sebanyak 249 orang. Mereka dari Kabupaten Demak, Banyumas, Sukoharjo, Banjarnegara, Purbalingga, Grobogan, Rembang, Magelang, Klaten, Batang, Kudus, Pekalongan, Kendal, Pemalang, Semarang dan Brebes.
Ganjar mengatakan akan memberikan santunan kepada keluarga petugas pemilu di Jawa Tengah yang meninggal dunia maupun yang dirawat di rumah sakit.
“Insyaallah besok (Jumat, 26/4/2019) akan kami kasih santunan. Tidak hanya yang meninggal, tapi yang sakit juga akan kami berikan,” katanya.
Sementara menurut Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G Rayahu, di Kota Semarang ada satu petugas KPPS yang meninggal dunia usai Pemilu 2019, serta empat orang yang masih dirawat di rumah sakit. Dirinya berharap kasus ini menjadi yang pertama dan yang terakhir dalam penyelenggaraan pesta demokrasi di Indonesia.
“Kami berharap ke depan ada kebijakan kontrol kesehatan bagi calon anggota panitia penyelenggara maupun pengawas pemilu. Selain itu juga ada pengawasan kesehatan di tiap TPS, terutama dari pihak Puskesmas setempat. Agar hal seperti ini tak lagi terjadi,” katanya.
Bambang Saptono merupakan anggota KPPS di TPS 12 Kelurahan Barusari Kota Semarang. Dia meninggal dunia pada Rabu (24/4/2019), pukul 17.29 di RSUP Dr Kariadi Semarang dan disemayamkan di kediamannya Jalan Kaligarang no 21.(HS)