in

Pergulatan Batin “Orang Kasar” Dimainkan Apik oleh Teater Lingkar

Pementasan lakon “Orang Kasar” oleh Teater Lingkar di TBRS Semarang.

 

HALO SEMARANG – Teater Lingkar sukses mementaskan “Orang Kasar” karya Anton Chekov di Gedung Serbaguna TBRS Semarang, Sabtu (23/11/2019). Tiga awak Teater Lingkar, Sindhunata Gesit Widiharto (Bilal), Nanik (Nyonya Martopo), Tegsa Teguh Satriyo (Mandor Darmo) sangat baik memerankan peran yang disutradari Mas Ton Lingkar.

Drama ini berisi kisah seorang janda bernama Nyonya Martopo yang ditinggal mati oleh suami tercinta dengan meniggalkan banyak utang. Hidup Nyonya Martopo menjadi terusik ketika datang sang penagih hutang bernama Bilal untuk menagih utang suaminya. Si janda yang diperankan dengan baik oleh Nanik, enggan membayar karena merasa dia tak meminjam dan memakai uang tersebut.

Akhirnya perseteruan antara si janda dan lelaki penagih utang itu pun terjadi. Nyonya Martopo berusaha keras untuk mengusir Bilal, bahkan sempat ingin menembaknya dengan senapan. Namun, Nyonya Martopo tak bisa menggunakan senjata tersebut. Karena merasa aneh, Bilal, si penagih hutang malah mengajari Nyonya Martopo cara memakai senjata yang benar.

Alhasil mereka saling beradu pandang dan muncul perasaan yang disebut jatuh cinta. Ya, si penagih utang akhirnya jatuh cinta kepada si janda Martopo. Gejolak batin pun akhirnya hadir dalam pertunjukan ini. Mas Ton sebagai sutradara cukup piawai menggarap naskah realis ini, dengan setting tahun 1980an.

Yang menarik dari pementasan tersebut, tak banyak adegan komedial yang selama ini menjadi ciri khas pertunjukan Teater Lingkar. Naskah digarap dengan alur serius, dengan memperhatikan detail realis. Yang masih menyisakan ciri khas Teater Lingkar mungkin hanya setting panggung dan ilustrasi dengan memainkan aransemen musik campursari dan dangdut sejak awal pertunjukan hingga penutupan.

Sutradara Teater Lingkar, Suhartono Padmo Soemarto atau yang sering disapa Mas Ton mengatakan, sebagai seorang teaterawan tidaklah menjadi poin utama mempersulit diri untuk jauh-jauh membedah kesejarahan suatu naskah sehingga menimbulkan ketakutan untuk berkarya. Potensi bentuk yang berbeda-beda antara penggarapan suatu naskah realis yang dipentaskan satu kelompok dengan kelompok lain, justru membuat warna dalam dunia kreatif teater.

“Justru, adanya perbedaan penggarapan, itulah warna yang berbeda dari suatu bentuk proses kreatif masing-masing kelompok. Menjadi banyak referensi. Tidak ada yang salah, tidak ada yang benar. Asalkan punya dasar yang kuat dan tidak melenceng dari esensi dari naskah itu sendiri,” terang dia.

Sebagai informasi, Teater Lingkar adalah sebuah kelompok seni teater yang dirintis oleh Mas Ton, dan mulai mempertunjukkan karyanya 4 Maret 1980 di Semarang. Sejak berdiri sampai sekarang, Teater Lingkar telah memproduksi puluhan pertunjukan, baik naskah sendiri maupun naskah dari penulis luar negeri.(HS)

200an Atlet Sepatu Roda Bersaing di Kejuaraan Sepatu Roda Semarang Open Wali Kota Cup 2019

Ribuan Peserta Ikuti Jalan Sehat Milad ke-107 Muhammadiyah