in

Penanganan Banjir di Perum Dinar Indah Semarang, Dewan: Antisipasi Jangka Panjang, Warga Perlu Direlokasi

Proses pembersihan rumah warga dari lumpur sisa banjir di Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang.

HALO SEMARANG – Menanggapi bencana banjir bandang yang terjadi di Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang dan juga berdampak pada wilayah sekitarnya, anggota Komisi C DPRD Kota Semarang, Gumilang Febriansyah Soemarmo mengatakan, perlu ada penanganan yang serius dari pemerintah. Hal itu melihat kejadian di perumahan tersebut yang dampaknya lebih besar dari kejadian banjir-banjir sebelumnya. Menurutnya warga yang bertempat tinggal di sana sudah layak untuk direlokasi. Dan pihaknya telah memberikan masukan kepada dinas teknis, yaitu PU, total ada sebanyak 45 rumah atau keluarga yang perlu untuk direlokasi.

“Kemarin ada masukan dari Pemkot Semarang lahan relokasi akan disiapkan di Meteseh. Namun kesepakatan belum bisa dilakukan karena developer perumahan tersebut sampai sekarang belum bisa ditemui,” terang Febri, Minggu (8/1/2023).

Dilanjutkan Febri, memang saat ada rencana akan direlokasi warga menolak, karena baru sebatas diberikan lahan dan belum ada bangunan. “Jadi harus bertemu antara developer bersama pemkot dan warga agar nantinya ditemukan solusinya,” imbuhnya.

Menurut Febri, untuk antisipasi agar tidak terulang kembali kejadian serupa, pihaknya mendorong untuk dilakukan relokasi. “Karena posisi lokasi perumahan sejajar dengan sungai. Kami juga sudah pernah memberikan masukan relokasi tersebut ke PU agar warga tidak terkena dampak banjir lagi,” paparnya.

Pihaknya juga akan menanyakan seperti apa izinnya dulu, sehingga pengembang bisa membangun perumahan di lokasi tersebut. Padahal, posisi di bawah dan berupa cekungan, sehingga rawan terendam jika kali meluap atau tanggul bocor saat musim hujan. “Ini juga akan menjadi bahan rapat kami dengan PU, Distaru dan Disperkim pada awal tahun ini,” jelasnya.

Selain itu, pemerintah Kota Semarang harus melakukan kerja sama dengan pemerintah Kabupaten Semarang untuk mengelola lahan di atas yang saat ini muncul banyak perumahan baru.

“Misalnya perumahan yang dibangun berdekatan dengan jalan tol, sekarang perumahan itu juga banjir, sehingga harus ada penataan. Terutama wilayah atas, apakah layak untuk dibangun perumahan atau memang kawasan tersebut hanya untuk resapan. Harus ada kerja sama antardaerah, kalau di Kota Semarang RT/RW sudah beres tapi di pemerintah daerah lain belum tentu, kan jadi repot,” ungkapnya.

Seperti diketahui, saat hujan deras pada Jumat (6/1/2023) sore, juga menyebabkan Perumahan Rowosari terendam banjir. Serta Genuk, Pedurungan dan sekitarnya yang satu pekan lalu tergenang cukup tinggi disusul lagi dengan banjir susulan.

“Ini masalah yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkot Semarang. Karena selain faktor cuaca, banjir ditambah dengan masalah rob yang sekarang makin tinggi dari sebelumnya. Kami telah ingatkan PU dari tahun sebelumnya juga untuk mengecek saluran air, drainase, dan di pintu-pintu air saat musim hujan tiba,” pintanya.

Tentang penanganan pasca-banjir, pihaknya meminta Pemkot Semarang untuk mempercepat pembersihan jalan lingkungan yang terdampak banjir. Sedangkan untuk bantuan logistik berupa makanan, dapur umum dan pakaian layak pakai, juga harus tersalurkan semua.

“Begitu juga relawan juga harus standbay untuk terjun ke lokasi bencana karena dengan melihat kondisi cuaca yang saat ini masih ada potensi cuaca ekstrem,” katanya.

Sementara dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di wilayah Jawa Tengah, termasuk Kota Semarang dan wilayah sekitarnya pada periode 9 Januari sampai 11 Januari 2023. Hal ini berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, indeks ENSO di wilayah Nino 3.4 mendukung peningkatan hujan di wilayah Indonesia, suhu muka laut relatif hangat dengan nilai anomali berkisar antara +0.5 sampai dengan +2.5 °C di wilayah Laut Jawa. Hal ini dapat meningkatkan potensi penguapan atau penambahan massa uap air.

“Serta kelembaban udara yang relatif cukup tinggi dan labilitas lokal yang cukup kuat turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Dengan intensitas hujan sedang hingga lebat dan disertai angin kencang. Termasuk untuk Kabupaten/Kota Semarang, Kendal dan sekitarnya,” ujar Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Sutikno, dalam rilisnya, Minggu (8/1/2023).(HS)

Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi, Dinkes Kendal: Tingkatkan Kebersihan Lingkungan

Tasyakuran Pasar Kaget Tugu Tani Sendangdawung, Warga Berterima Kasih Pada Ketua Komisi A DPRD Kendal