HALO SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, menargetkan Jateng masuk tiga besar pada Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke-29 tahun 2022, yang akan diselenggarakan di Kalimantan Selatan.
Berbagai strategi perlu dilakukan, salah satunya adalah melakukan penjaringan kafilah dari tingkat kecamatan dan pondok-pondok pesantren di 35 kabupaten dan kota.
Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, dalam Rapat Koordinasi Daerah Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Jateng.
“Nanti kami sampaikan ke kabupaten dan kota, bahwa kami harus memulai dari bawah. Bahkan minta kepada Kemenag, di tingkat kecamatan dilakukan penjaringan peserta kafilah yang kemudian di kabupaten dan kota,” kata Taj Yasin, di sela-sela Rakorda LPTQ Jateng, di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Rabu (26/1/2022).
Taj Yasin meminta LPTQ di Jateng, untuk berkunjung ke pondok pesantren di daerah masing-masing, terutama ponpes khusus penghafal Al-Qur’an.
Selain itu, dia juga meminta dukungan dari seluruh masyarakat kepada kafilah yang nanti akan mewakili Jawa Tengah dalam kompetisi dua tahunan itu.
“LPTQ kabupaten dan kota harus silaturahmi ke pondok-pondok pesantren, terutama ponpes khusus penghafal Al-Qur’an. Sehingga kita bisa merangkul semuanya, kita ajak bareng-bareng dan perlu digaris bahwa ini adalah untuk menyongsong MTQ 2022 di Kalsel. Sehingga kita bisa jadi juara,” kata ketua LPTQ Jawa Tengah itu.
Taj Yasin juga menyoroti soal persiapan yang harus dilakukan bagi kafilah. Menurutnya, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan proses karantina yang diperpanjang.
Dia menilai, dengan langkah itu, kafilah bisa mempersiapkan diri secara matang baik mental maupun fisik.
Menyinggung soal tugas, orang nomor dua di Jateng itu menyebut LPTQ perlu mengawasi lembaga-lembaga yang ada di Jateng. Salah satunya berkoordinasi dengan Kementerian Agama dalam rangka menata ulang atau menyeleksi Lembaga Rumah Tahfidz di Jateng.
“LPTQ juga menyelenggarakan pembinaan. Sehingga tidak hanya membaca Al-Qur’an tetapi juga menerjemahkan dengan baik, termasuk diterjemahkan dalam bahasa Jawa. Bahkan, Al-Qur’an terjemahan bahasa Jawa, sudah di acc Kemenag,” katanya. (HS)