HALO SEMARANG – Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang menjamin ketersediaan stok bahan pangan menjelang Perayaan Tahun Baru Imlek tahun 2022 masih aman. Masyarakat dihimbau untuk tidak khawatir dan panik terjadi kekurangan atau kelangkaan stok dengan membeli sembako secara berlebihan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, Bambang Pramushinto mengatakan, berdasarkan koordinasi yang dilakukan antara pihaknya dengan Satgas Ketahanan Pangan Kota Semarang, dan pemantauan di pasaran menyambut Imlek, ketersediaan stok sembako di Kota Semarang masih terbilang aman, harga pun juga secara umum masih stabil.
Sehingga pihaknya meminta kepada masyarakat, untuk tidak khawatir terjadi kekurangan atau kelangkaan stok sembako di pasar tradisional maupun pasar modern menjelang momen Imlek.
“Kami mohon kepada masyarakat tidak panik. Apalagi kemudian melakukan pembelian sembako tertentu dengan berlebihan secara massif dan besar-besaran, karena takut jika terjadi kelangkaan bahan pangan. Bahkan melakukan penimbunan bahan pangan, ini jangan sampai terjadi,’’ katanya, Senin (31/1/2022).
Dia menegaskan pihak Kepolisian dan Kementrian Perdagangan serta Pemerintah Pusat juga telah menjamin ketersedian pangan sembako hingga untuk beberapa bulan ke depan. Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi ke Asosiasi Pasar Modern untuk memenuhi kebutuhan pangan, khususnya sembako kepada masyarakat selama perayaan Imlek.
“Sekaligus memantau dan mengecek bersama Satgas Ketahanan Pangan dan Dinas Perdagangan bersama Kepolisian, jika ada masyarakat atau pihak yang menimbun produk pangan tertentu. Kalau sengaja menimbun akan ada sanksi pidananya, sebab akan menimbulkan masalah di masyarakat, seperti kelangkaan jenis komoditas tertentu,” terangnya.
Dikatakan Bambang, stok sembako di Kota Semarang masih aman. Karena dipasok dari hinterland atau daerah sekitar. Misalnya komoditas beras dari wilayah Grobogan, Kabupaten Semarang, Kendal dan Demak.
“Lalu kebutuhan telur ayam dari Salatiga, Ungaran, dan Kendal. Sedangkan untuk cabai dari Kabupaten Semarang, dan Grobogan,” paparnya.
Sementara untuk rata-rata kebutuhan harian penduduk Kota Semarang yang sebanyak 1,7 juta jiwa, di antaranya utuk komoditas beras berkisar antara 250 ton perhari atau sebanyak 7.695 ton perbulan.
“Lalu gula kebutuhan perhari berkisar 21 ton atau perbulan sekitar 722 ton. Minyak goreng perhari berkisar 31 ton atau 1.051 ton perbulan. Kemudian, daging sapi kebutuhan perhari 2,4-2,5 ton, atau sebanyak 71,7 ton per bulan. Dan telur ayam perhari kebutuhan berkisar 28-30 ton, atau 895 ton perbulan. Sedangkan untuk daging ayam ras perhari kebutuhan berkisar 25 ton, atau 759 ton perbulan,” katanya.
Sebelumnya Kabid Pengembangan Perdagangan dan Kestabilan Harga Dinas Perdagangan Kota Semarang, Sugeng Dilianto mengatakan, secara umum harga produk bahan pangan menjelang Imlek masih stabil di pasar tradisional.
Namun, untuk produk minyak goreng masih dijual dengan harga yang tinggi. Masih tingginya harga minyak goreng karena masih menunggu pasokan produk minyak goreng yang dari perusahaan dengan harga Rp 14 ribu perliter untuk mengganti produk yang lama. Kebijakan ini berlaku untuk minyak goreng kemasan, bukan minyak goreng curah yang tidak ada ketentuan harganya. (HS-06)