in

Pelaku UMKM Kendal Didorong Untuk Pintar Cara Promosi

Tyas Widono Purwanti, Pembina Paguyuban Petani Kendal.

 

HALO KENDAL – Perekonomian sektor Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di tengah masa pandemi ini dalam kondisi yang tidak stabil. Padahal UMKM selama ini terbukti sanggup menopang dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Hal itu dibahas dalam pertemuan antara paguyuban petani dan pelaku UMKM Kendal, dalam acara silaturahmi dan diskusi, di rumah salah seorang anggota DPRD Kendal, Sabtu (27/3/2021).

Menurut pengasuh dan pembina Paguyuban Petani Kendal, Tyas Widono Purwanti mengatakan, sebenarnya pihaknya sudah menerima undangan sejak lama. Namun karena kesibukannya di Kemenkominfo RI jadi baru kali ini, dirinya bisa bertemu dan berdialog dengan petani dan pelaku UMKM di Kabupaten Kendal.

Dirinya yang asli Kendal, mengaku bangga dengan produk UMKM Kendal yang ternyata bagus dan berkualitas. Apalagi ada produk baru dan inovatif, yang bisa dikembangkan untuk kemajuan Kendal.

“Usaha kecil dan menengah diharapkan dapat menjadi industri yang profit dan sanggup mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya Kabupaten Kendal. Ini dibuktikan bahwa sektor UMKM menjadi salah satu sektor yang paling bertahan dalam kondisi krisis,” ujar Tyas.

Dikatakan, bila dikelola dengan baik, produk asal Kendal bisa menjadi produk unggulan yang potensial untuk menambah pemasukan bagi daerahnya sendiri.

“Coba lahan yang tadinya mungkin tak produktif, kemudian kita manfaatkan dengan menanam serai, bisa menghasilkan seperti salah satu produk hasil olahan UMKM menjadi beberapa produk. Ini bisa mendongkrak perekonomian masyarakat Kendal,” ungkapnya.

Tyas menambahkan, pemerintah saat ini, satu programnya mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

“Selain itu juga meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, termasuk di dalamnya sektor UMKM. Jadi saya ajak pelaku UMKM di Kendal untuk tidak mengandalkan bantuan pemerintah, tapi bisa berdiri sendiri,” tandasnya.

Sementara itu Kepala Desa Caruban, Dyah Tin Agustinah berharap, produk UMKM Kendal bisa terangkat.

Untuk itu dirinya mengajak kepada para pelaku usaha di Kabupaten Kendal, untuk sering-sering mempromosikan produknya.

“Kita bisa memanfaatkan promosi lewat media sosial, atau lewat pemberitaan media. Jadi kita naikkan produk kita lewat media. Kalau bisa secara continue,” ungkap Dyah.

Ditegaskan, peran media sangat penting. Karena media itu bisa memberikan informasi yang efektif di seantero dunia.

“Sedikit saya contohkan, dulu saya di bagian humas di salah satu Polres di Jakarta selama 3,5 tahun, setiap kasus harus di up kan media. Agar semua masyarakat tahu informasinya. Sekali lagi saya pesan jangan lupakan media,” tandasnya.

Salah satu pelaku UMKM asal Sukorejo yang mengelola minyak serai menjadi beberapa produk, Nur Azis menceritakan, awalnya dirinya hanya membuat produk minyak oles saja.

“Sebenarnya kita ini petani serai wangi, tapi harga serai wangi itu kan naik turunnya tidak stabil. Akhirnya kita membuat inovasi dengan membuat minyak oles awalnya. Jadi minyak serai kita masukkan ke dalam botol oles roll on gitu saja,” ungkapnya.

Kemudian, lanjut Nur Azis, dalam perkembangannya dirinya membuat pengusir nyamuk dan pengharum mobil atau pengharum ruangan. Karena menurutnya, fungsi minyak serai itu bisa.

“Kemudian kita lanjutkan lagi pada Desember 2020 lalu, kita launching produk penghemat BBM. Sebenarnya risetnya sudah lama, sekitar enam bulan, dan kita uji coba terus. Akhirnya kita menemukan formulasi, terutama sepertiga bahan itu adalah minyak serai,” terangnya.

Nur Azis menjelaskan, dalam produk yang ia beri nama G Force tersebut, terdapat kandungan minyak serai bisa memaksimalkan pembakaran, ditambah dengan zat lain, yang semuanya alami, yang organik.

“Dalam uji coba dengan pertalite tidak memakai G Force itu tiap 100 kilometer, itu habisnya antara Rp 18.000 sampai Rp 20.000 rupiah, dengan diisi full ke full. Tapi setelah kita memakai G Force lima tetes per liter, itu kita isi full lagi maksimal hanya Rp 15.000,” jelasnya.

Dikatakan, dalam kemasan yang ia jual, bisa menjangkau 300 tetes atau untuk 60 liter BBM.

Ditanya produk apa saja yang sudah dibuat dan dipasarkan, Nur Azis mengungkapkan, selain G Force, juga ada pengharum mobil dan ruangan dengan nama serai 77 dan roll on atau minyak oles.

“Untuk roll on sendiri, memang kita sudah kita bikin dalam beberapa aroma, seperti cengkeh, kayu putih, itu ada campurannya,” ungkapnya.(HS)

Hari Teater Sedunia, Pegiat Teater Semarang Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan

PS Sleman Belum Pasti Mainkan Trio Asing Lawan Persela Lamongan