in

Peduli Kesehatan dan Pertumbuhan Balita, Pemdes Botomulyo Gelar Kelas Ibu Balita

Kelas Ibu Balita yang diadakan di RT 7 dan 8, di wilayah RW 5, Desa Botomulyo, Kecamatan Cepiring, Kendal.

 

HALO KENDAL – Dalam rangka menjalin silaturahmi para ibu yang mempunyai anak berusia 0-5 tahun, warga RT 7 dan 8, di wilayah RW 5, Desa Botomulyo, Kecamatan Cepiring, Kendal mengadakan Kelas Ibu Balita.

Kepala Desa Botomulyo, Siti Ismawati mengatakan, kegiatan ini adalah program baru di desanya yang difasilitatori dokter yang bertugas di Puskesmas Kecamatan Cepiring dan Bidan Desa Botomulyo.

Dikatakan, tujuan program ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, mengubah sikap dan perilaku ibu hamil tentang kesehatan balita, gizi dan stimulasi pertumbuhan & perkembangan anak.

“Kita secara bersama-sama berdiskusi, tukar pendapat, tukar pengalaman akan pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi, dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangannya,” kata Ismawati, Sabtu (19/9/2020).

Menurutnya, program ini bermanfaat bagi ibu balita dan keluarganya. Kelas ibu balita merupakan sarana untuk mendapatkan teman, bertanya, dan memperoleh informasi penting yang harus dipraktikkan.

“Kita semua ingin balita kita sehat, balita Indonesia sehat, khususnya balita di Desa Botomulyo sehat semuanya. Ayo dukung program kelas ibu balita ini,” jelas Ismawati.

Sementara itu Bidan Desa Botomulyo, Heny mengatakan, penyelenggaraan kelas ibu balita merupakan media untuk lebih mengetahui tentang kesehatan ibu balita, anak dan keluarganya.

Serta dapat menjalin hubungan yang lebih erat dengan ibu balita serta keluarganya dan masyarakat.

“Pesertanya, ibu-ibu yang memiliki anak usia 0-5 tahun. Tiap kelas dibagi berdasarkan kelompok umur balita, 0-1 tahun, 1-2 tahun, dan 2-5 tahun. Jumlah peserta idealnya maksimal 15 orang per kelas,” ungkapnya.

Dijelaskan, konsep pelaksanaan Kelas Ibu Balita, memakai buku KIA sebagai alat (acuan) utama pembelajaran.

“Metode belajar memakai pendekatan cara belajar orang dewasa, yaitu partisipatif interaktif, ceramah, tanya jawab, peragaan/praktek, curah pendapat, penugasan dan simulasi,” terangnya.

Materi dari buku KIA atau modul yang berkaitan, misal buku modul tumbuh kembang anak dan alat-alat bantu lain. Kurikulum juga disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi atau masalah kesehatan di tempat tersebut.

“Agar efektif, Kelas Ibu Balita dapat diintegrasikan dengan kegiatan terkait yang ada di masyarakat, misalnya Bina Keluarga Balita (BKB) dan Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) atau kegiatan desa lainnya,” pungkasnya. (HS).

Ganjar Bungah Nemu Jam Dinding Produk UMKM dengan Lambang Klub Sepak Bola Idolanya

Tertunda Bergabung dengan Skuad PSIS, Flavio Tertahan di Kroasia