in

Pasca-Idul Fitri 1442 H, Harga Daging Ayam Melejit

Salah satu pedagang ayam potong di Pasar Gayamsari Kota Semarang.

 

HALO SEMARANG – Pasca-Hari Raya Idul Fitri 1442 H, harga ayam potong atau broiler di Pasar Gayamsari Kota Semarang mencapai Rp 40 ribu perkilogram. Angka tersebut menunjukkan kenaikan harga dibanding sebelum Idul Fitri, yakni masih stabil Rp 32 perkilogram.

Adityo Hendro salah satu pedagang ayam potong di Pasar Gayamsari mengaku, kenaikan harga ayam potong mengakibatkan jumlah pembeli menurun. Jika biasanya perhari dia dapat menjual 75 kilogram, sekarang laku 50 kilogram sudah maksimal.

“Ini saya jual harga dari sananya. Biasanya “mremo” tapi sekarang tidak bisa, karena harga dari peternak sudah naik,” kata Adityo, Rabu (19/5/2021).

Setiap momentum Lebaran, Adityo menjual ayam potong dengan harga khusus. Hal itu disusul dengan minat beli konsumen meningkat. Namun kini urung dilakukannya, karena daya beli konsumen sedang turun.

“Biasanya saya ambil keuntungan lebih banyak, karena konsumennya juga banyak. Sekarang harga segini konsumen berkurang, makanya jual apa adanya, keuntungan sewajarnya,” ujarnya.

Ditemui di tempat yang sama, Elly Supriati pedagang ayam potong lainnya mengaku sepi pembeli. Menurut Elly, melejitnya harga ayam potong menjadi penyebab konsumen enggan datang.

“Ini saya jual perkilogram Rp 38.000, dari tadi sepi pembeli,” ucapnya.

Elly mengaku biasanya dalam sehari dapat menjual satu kwintal ayam potong. Akan tetapi semenjak awal bulan Ramadan, konsumen terus turun yang diiringi harga ayam selalu naik.

“Normal perkilogram Rp 35 ribu, awal Ramadhan naik sampai puncaknya H-1 Lebaran Rp 45.000 dan kini Rp 38.000,” jelasnya.

Sedangkan untuk harga sembako di Pasar Gayamsari masih terpantau stabil. Suasana masih tidak seramai seperti sebelum Lebaran.

“Telur, minyak goreng, gula jawa, gula pasir harga masih sama sebelum Lebaran. Cuma pembelinya tidak ada,” keluh Surono, pedagang sembako di Pasar Gayamsari.

Menurut Surono, sepinya konsumen sembako karena kalah dari minimarket. Konsumen di tokonya hanya berasal dari pemilik warung dan pengecer sembako kampung.

“Di sini yang membeli hanya bakul, kalau eceran belinya pada di minimarket,” imbuhnya.(HS)

Vaksin Merah Putih Masuk Program Vaksinasi Pemerintah

Permudah Pembayaran Pajak, Bapenda Kota Semarang Siapkan Fitur E-Sumpah