in

Panen Perdana Semangka Baby Black Sweet, Bupati : Kesejahteraan Petani Harus Membaik

Bupati Wonogiri Joko Sutopo hadir dalam panen perdana semangka black sweet di Dusun Marekan, Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Wonogiri. (Foto : Wonogirikab.go.id)

 

HALO WONOGIRI – Bupati Wonogiri Joko Sutopo, mengajak petani membudidayakan tanaman hortikultura, sebagai salah satu ikhtiar meningkatkan pendapatan di luar tanaman pangan.

Ajakan Bupati itu disampaikan di sela-sela panen perdana semangka baby black sweet, seperti dirilis Wonogirikab.go.id.  Panen digelar di lahan yang dikelola Gapoktan Tani Makmur, di Dusun Marekan, Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Wonogiri.

Kepada para petani, bupati mengatakan petani yang cenderung terpinggirkan, dengan penghasilan yang tidak mencukupi, harus diupayakan agar kesejahteraannya semakin membaik.

“Caranya dengan bertani secara cerdas, memanfaatkan teknologi, menggandeng rekanan, serta senantiasa berinovasi membangun kemitraan menuju petani yang mandiri di Wonogiri,” lanjutnya.

Menurut Bupati yang akrab disapa Mas Jekek ini, petani Wonogiri masih terbiasa dengan pola tanam padi-padi-padi dalam kurun waktu setahun. “Saya sangat faham, karena masa kecil saya bertani. Kemudian sebelum menjadi Bupati, saya adalah ketua gapoktan,” ungkap Bupati.

Lanjut dia, ada potensi keutungan dari budi daya semangka baby black sweet dari hasil kerja sama dengan Sweety Farm Jakarta ini. Buah yang dihasilkan bertekstur renyah, rasa manis, dengan ukuran tidak terlalu besar, dan diminati oleh konsumen pasar premium. Unit usaha itu telah menjalankan usaha yang sama di wilayah Jawa Barat.

Suwarno dari Sweety Farm menjelaskan tentang keuntungan bertanam semangka black sweet, yang dipasarkan sebagai produk premium. Dengan modal per tanaman sebesar Rp 24.000 sampai dengan panen, petani dapat meraup penghasilan minimal Rp 40.000 per tanaman, dari buah dengan berat grade A 2-3 kilogram.

Lebih dari itu, masuk grade B, karena pasar justru mendambakan buah yang tidak terlalu besar. Lantaran itulah varietas ini disebut baby black sweet.

“Kebutuhan pasokan mitra Sweety Farm di wilayah Jakarta 500-800 ton pertahun. Sehingga perbulan dibutuhkan sekitar 60 ton, dan kuota produksi masih sangat terbuka,” kata dia di saat panen perdana semangka baby black sweet.

Sekilas teknis penanaman semangka black sweet ini seperti budidaya melon. Yaitu menggunakan ajir bambu untuk merambat tanaman, memungkinkan dari satu pohon menghasilkan lebih dari satu buah.

“Dilakukan pembuahan sehingga menghasilkan buah semangka non biji, pematangan secara bertahap, dimulai dari buah yang di bawah yang artinya panen tidak harus serentak atau bertahap,” kata Suwarno.

Suwarno menambahkan, panen perdana ini dilakukan di lahan seluas 1 bau atau sekitar 7.000 meter persegi, jumlah tanaman 12.000 pohon. Ke depan, budidaya semangka baby black sweet akan dilaksanakan pada lahan seluas tiga hektare di sekitar lahan awal tersebut. (HS-08)

Soal Penandatanganan MoU Kerja Sama Penggunaan Stadion Jatidiri, Ini Kata Kepala Disporapar Jateng

Pemdes Rowokele Alokasikan 8 Persen Dana Desa untuk PPKM Mikro