in

Pacu Siswa Tertantang dalam Pembelajaran, Guru Diajak Terapkan Program “MIKIR”

Salah seorang guru berpraktik di MI Alkhoiriyah 2 Semarang mengajari para siswa melakukan pembelajaran aktif di sekolahnya.

HALO SEMARANG – Program Pengembangan Inovasi Untuk Kualitas Pembelajaran (PINTAR) Tanoto Foundation melatih fasillitatornya untuk mengemas pembelajaran menjadi bermakna dan menantang. Cara ini dapat memicu pelaku pembelajaran baik guru maupun siswa menjadi lebih antusias.

Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator Provinsi Tanoto Foundation Jawa Tengah, Dr Nurkolis MM di sela pelatihan bagi pelatih praktik baik dalam pembelajaran, manajemen sekolah, dan budaya baca untuk fasilitator daerah program PINTAR di Hotel Harris Semarang, Jumat (22/11/2019).

“Kami mendorong guru dan sekolah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan unsur-unsur belajar aktif yaitu MIKiR, akronim dari Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi. Unsur-unsur ini bila dilaksanakan dengan baik akan mendorong guru dan siswa lebih antusias dalam belajar,” kata Nurkolis.

Nurkolis menjelaskan, bahwa dalam pembelajaran aktif menggunakan unsur MIKiR ini tidak serta merta dilakukan begitu saja. Strategi penerapannya juga harus dilengkapi dengan menggunakan lembar kerja berbasis higher order thinking and skill (HOTS), agar siswa menjadi tertantang. Selain itu penerapannya juga memperhatikan penataan lingkungan belajar siswa berbasis MIA (mobilitas, interaks, dan akses).

“Oleh karena itu, selama empat hari ini peserta kami latih bagaimana cara mengimplementasikan dengan baik, mulai dari teknisnya, taktiknya serta strateginya. Supaya pembelajaran tetap bermakna dan menantang siswa untuk mengalami langsung pengalaman belajarnya dengan menyenangkan,” jelas Nurkolis.

Dosen Universitas Negeri Semarang yang menjadi salah satu Fasilitator PINTAR, Suseno menjelaskan, pendekatan dengan unsur ini berusaha menjawab tantangan abad 21 dan membuat praktis unsur lima M yang ada dalam kurikulum 2013. Yaitu mengamati, menanya, menyajikan, menalar, dan mencoba. Menurutnya dengan pendekatan pembelajaran tersebut, para siswa secara lebih praktis diajak untuk kreatif, mampu berkolaborasi dalam tim, dan kritis selama proses pembelajaran berlangsung.

“Mereka diajak untuk mengalami dengan cara melakukan percobaan, membuat sesuatu dan mengamati langsung objek yang dipelajari. Mereka harus bekerja sama dalam kelompok yang berbeda-beda, mempresentasikan di depan kelas sehingga mendorong rasa percaya diri dan juga merefleksi kekurangan semua aspek pembelajaran yang sudah dilangsungkan yang menjadikan mereka kritis,” jelas Suseno.

Pelatihan yang diikuti oleh 70 orang mitra dari Cilacap dan Banyumas ini sebagai kabupaten mitra kohor 2 Tanoto Foundation, terdiri dari guru, kepala sekolah, dan pengawas. Mereka diajak untuk memasukkan unsur-unsur tersebut dalam pembelajaran dan telah dipraktikkan pada hari ketiga pelatihan berlangsung, Kamis (21/11/2019).

School Leadership and Management Specialist Tanoto Foundation, Makinuddin Samin di sela acara menjelaskan, bahwa fasilitator yang telah terpilih ini, setelah dilatih mereka memiliki tugas untuk menerapkan di sekolah dan lembaganya masing-masing dalam kurun waktu 1 bulan. Setelah menguasai betul ilmu yang telah didapat, selanjutnya pada bulan Januari atau Februari, mereka akan mulai melatih sekolah-sekolah mitra di Banyumas dan Cilacap serta sekolah-sekolah diseminasi.

“Mereka bukan hanya melatih terus selesai, namun secara intensif mendampingi sekolah kurang lebih 8 kali pertemuan untuk memantapkan implementasi program. Targetnya adalah mereka mulai secara konsisten menerapkan unsur-unsur pembelajaran aktif, manajemen sekolah yang inovatif, budaya baca,” harap Makin.

Dengan menerapkan pembelajaran aktif, Program PINTAR berharap siswa akan memiliki kesempatan yang lebih dalam menyerap banyak pengetahuan. Mereka juga akan lebih terbiasa tampil percaya diri dan mampu berkolaborasi dalam tim.(HS)

PSIS Sukses Raih Tiga Poin Penting dari Bogor

Pemkot Semarang Mulai Anggarkan Sekolah Swasta Gratis, Nilainya Rp 5,4 Miliar