in

Netizen Hubungkan Gempa Turki dan HAARP Milik AS, Pakar BMKG : Hanya Angan-angan Kosong

Susunan antena frekuensi tinggi yang digunakan oleh HAARP. Di ranah media sosial muncul teori konspirasi yang menghubungkan gempa Turki dengan HAARP. Namun hal itu dibantah pakar BMKG, yang menyebut hubungan itu hanya angan-angan kosong. (Foto : laman resmi HAARP)

 

HALO SEMARANG – Belakangan ini di media sosial ramai beredar teori konspirasi bahwa gempa Turki didalangi Amerika Serikat, dengan menggunakan teknologi bernama HAARP.

Orang yang percaya “cocoklogi” hubungan gempa Turki dan HAARP, beranggapan, bahwa dengan teknologi itu, Amerika Serikat mampu memicu gempa di mana saja di muka Bumi ini.

Salah satu warganet yang menghubungkan gempa Turki dan HAARP itu adalah Snezhina Boahen, melalui akun @SnezhinaBoahen.

The earthquake in Turkey looks like a punitive operation (HAARP) by NATO or the US against Turkey.The video shows lightning strikes, which are not normal in earthquakes, but always happen in haarp operations”. (Gempa di Turki terlihat seperti operasi hukuman (HAARP) oleh NATO atau AS melawan Turki. Video menunjukkan sambaran petir, yang tidak normal dalam gempa bumi, tetapi selalu terjadi dalam operasi haarpa),” cuit Boahen.

Namun anggapan tersebut dibantah pakar gempa dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono.

Melalui akun @DaryonoBMKG, Daryono menyebut hubungan gempa dan HAARP adalah angan-angan kosong.

“Adalah angan angan kosong, mengkait-kaitkan gempa dengan HAARP,” cuit Daryono.

Menurut dia, gempa di Turki murni peristiwa alam, akibat pergerakan lempeng bumi.

“Gempa susulan Turki 7,8 mendelineasi segmen patahan sepanjang ~300 km yaitu patahan East Anatolian Fault tipe left lateral strike slip. Gempa menyebabkan seluruh segmen sesar pecah semua, memicu rentetan gempa kuat yang merusak dan mematikan,” kata dia.

Lalu bagaimana dengan petir yang disebut-sebut sebagai ciri-ciri penggunaan HAARP ?

“Tak usah jauh-jauh ke Turki. Gempa Sumogawe di lereng utara Merbabu pada 16 Februari 2014 juga terdapat fenomena earthquake lightning,” kata dia.

Dia pun menjelaskan, bahwa saat batuan kulit bumi mengalami atau mendapat tekanan yang hebat dan sangat kuat, mendekati batas elastisitasnya, maka sebelum failure (kolaps)  akan melepaskan gelombang elektromagnetik. Dari sinilah awal cerita lightning during the earthquake atau petir gempa dan pencahayaan gempa. “seismoelectric effect”

Lalu apakah teknologi HAARP nyata ?

Amerika Serikat memang memiliki teknologi yang disebut sebagai High-frequency Active Auroral Research Program (HAARP) ini.

Program ini didanai militer, pemerintah AS, dan Universitas Alaska, untuk meneliri lapisan atomesfer yang disebut ionosfer.

Ionosfer adalah bagian atmosfer, yang terionisasi oleh radiasi matahari. Lapisan ini berperan penting bagi keelektrikan atmosfer dan membentuk batas dalam lapisan magnetosfer. Fungsi utamanya, di antara fungsi-fungsi yang dimilikinya, adalah mempengaruhi rambatan radio ke tempat-tempat yang jauh di muka bumi.

Lapisan ionosfer yang terbentuk akibat reaksi kimia ini juga merupakan lapisan pelindung bumi dari batu meteor dari luar angkasa, yang masuk ke Bumi akibat gravitasi.

Pada lapisan ionosfer inilah, batu meteor terbakar dan terurai. Jika ukurannya sangat besar dan tidak habis terbakar di lapisan udara ionosfer ini, maka akan jatuh sampai ke permukaan bumi yang disebut Meteorit.

Lapisan Ionosfer ini pula yang menyebabkan munculnya aurora, cahaya indah paduan biru, merah, kuning, hijau, dan oranye, yang berubah-ubah di langit kutub selatan dan utara.

Nah… pada lapisan atmosfer inilah ladang penelitian yang dilakukan Amerika Serikat menggunakan teknologi HAARP.

Menurut laman haarp.gi.alaska.edu, Program Penelitian Auroral Aktif Frekuensi Tinggi, atau HAARP, adalah upaya ilmiah yang ditujukan untuk mempelajari sifat dan perilaku ionosfer.

Dengan mengutip NASA, laman HAARP menyebut  ionosfer membentang kira-kira 50 hingga 400 mil di atas permukaan bumi, tepat di tepi ruang angkasa.

Bersama dengan atmosfer atas yang netral, ionosfer membentuk batas antara atmosfer bawah Bumi – tempat kita hidup dan bernapas – dan ruang hampa udara.

Pengoperasian fasilitas penelitian itu, dipindahkan dari Angkatan Udara Amerika Serikat ke University of Alaska Fairbanks pada 11 Agustus 2015, memungkinkan HAARP untuk melanjutkan eksplorasi fenomenologi ionosfer, melalui perjanjian penelitian dan pengembangan kerja sama penggunaan lahan.

HAARP adalah pemancar berfrekuensi tinggi berkekuatan tinggi yang paling mumpuni di dunia untuk mempelajari ionosfer. Program HAARP berkomitmen untuk mengembangkan fasilitas penelitian ionosfer kelas dunia yang terdiri atas:

Instrumen Penelitian Ionosfer, fasilitas pemancar daya tinggi yang beroperasi dalam rentang Frekuensi Tinggi. IRI dapat digunakan untuk menggairahkan sementara area ionosfer yang terbatas untuk studi ilmiah.

Serangkaian instrumen ilmiah atau diagnostik canggih yang dapat digunakan untuk mengamati proses fisik yang terjadi di wilayah tereksitasi.

Pengamatan proses yang dihasilkan dari penggunaan IRI secara terkendali akan memungkinkan para ilmuwan untuk lebih memahami proses yang terjadi terus menerus di bawah rangsangan alami matahari.

Instrumen ilmiah yang dipasang di Observatorium HAARP juga dapat digunakan untuk berbagai upaya penelitian berkelanjutan yang tidak melibatkan penggunaan IRI tetapi sangat pasif.

Ini termasuk karakterisasi ionosfer menggunakan suar satelit, pengamatan teleskopik dari struktur halus di aurora dan dokumentasi variasi jangka panjang di lapisan ozon. (HS-08)

Sambut Hari Pers Nasional, Alfamart Gandeng Jurnalis FC Berbagi Sembako dengan Wartawan Senior

Memperingati HPN 2023 dan HUT Ke-77, PWI Kendal Gelar Kegiatan Tasyakuran hingga Perlombaan