in

Nekat Jajakan Diri Saat Ramadan, 12 PSK Ditangkap Satpol PP Kota Semarang

Para PSK yang ditangkap Satpol PP Kota Semarang dalam sebuah razia Rabu (20/4/2022) malam.

HALO SEMARANG – Satpol PP Kota Semarang menangkap 12 pekerja seks komersial (PSK) dalam sebuah operasi penyakit masyarakat pada Rabu (20/4/2022) malam. Mereka ditindak oleh Satpol PP, karena dinilai meresahkan masyarakat dengan nekat menjajakan diri saat bulan Ramadan. Ironisnya, dua di antara PSK yang ditangkap diketahui sedang hamil besar.

Operasi sendiri dilaksanakan di wilayah Jalan Imam Bonjol, Jalan Tanjung, Jalan Majapahit (Kawasan Tanggul Indah), dan Jalan Kalibanteng. Satpol PP memang menyasar para pekerja seks yang menjajakan diri di pinggir-pinggir jalan raya Kota Semarang.

Uniknya, untuk mengelabuhi petugas, ada PSK yang sengaja mengenakan jilbap saat beroprasi. Namun petugas Satpol PP tak terkecoh, karena gelagat wanita tersebut sudah diamati sebelumnya.

Para PSK saat diamankan ada yang berusaha berontak dan menangis. Namun mereka akhirnya pasrah karena jumlah petugas Satpol PP sangat banyak.

Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto mengatakan, penertiban ini dalam rangka menegakkan Perda Kota Semarang nomor 5 tahun 2017 tentang ketertiban umum. “Banyak warga yang mengadu ke kami, karena saat Ramadan ini PSK malah makin menjamur. Oleh karena itu kita tindak lanjuti,” kata Fajar.

Ia menuturkan, 5 PSK di antaranya berasal dari Luar Kota Semarang. Hal ini berdasar pendataan yang dilakukan oleh pihaknya. “Ini sanksinya 12 PSK kita kirim ke panti sosial Wanito Utomo di Kota Solo. Mereka di sana akan dibina dan diberi pelatihan selama tiga bulan,” jelasnya

Ia mengimbau kepada semua warga untuk menjaga kesucian bulan Ramadan. “Kita akan patroli terus soal PSK. Kalau ada, langsung kita sikat. Kota ini harus bersih, jangan ada perbuatan maksiat,” tandas dia.

Salah satu wanita yang diamankan, VW (16) berkilah bukan PSK. Ia ditangkap di Jalan Imam Bonjol dekat salah satu hotel kelas melati saat sedang menunggu rekannya. “Saya tadi hanya nunggu teman dengan duduk di atas sepeda motor di pinggir jalan. Eh tahu-tahu malah diciduk Satpol PP,” kata VW yang sedang hamil lima bulan itu.

Sementara, Primadasa (37) mengaku nekat melakoni jadi PSK karena tuntutan ekonomi. “Saya kerja jadi PSK karena tuntutan ekonomi. Terutama untuk biaya lahiran anak saya yang kelima ini. Anak saya sudah empat. Yang kelima tidak tahu anak siapa,” kata wanita yang sedang hamil tujuh bulan itu.

Ia mengaku sudah dua tahun mangkal jadi PSK di Tanggul Indah, Jalan Majapahit sejak dua tahun lalu.(HS)

Perempuan dan Anak Kelompok Rentan Terpapar Terorisme, Kementerian PPA dan BNPT Jalin Kerja Sama

Antisipasi Lonjakan Arus Mudik Lebaran, Dishub Kota Semarang akan Tambah Rambu Jalan Jalur Alternatif