in

Muladi: “Kalau Hanya Sarjana Pintar, Di Pasar Johar Banyak”

Para pembicara dalam Company Gathering dengan tema “Building Now And Future Sinergy” di aula Universitas Semarang, Jumat (1/2/2019).

 

HALO SEMARANG – Mahasiswa Universitas Semarang (USM) yang ada di bawah Yayasan Alumni Undip dituntut memiliki nilai plus setelah lulus kuliah. Beberapa hal diwajibkan dimiliki setiap mahasiswa, di antaranya wawasan kebangsaan, kreatifitas, kemandirian, pengetahuan dan ketrampilan, soft skill dan hard skill, serta memiliki pemikiran out off the box. Hal itu terungkap dalam Company Gathering dengan tema “Building Now And Future Sinergy” di aula Universitas Semarang, Jumat (1/2/2019).

Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip, Prof Dr Muladi SH mengatakan, pendidikan di kampus hanya memberikan tak lebih dari 60 persen pengetahuan bagi mahasiswa. Untuk jadi sarjana unggul, mahasiswa harus meningkatkan soft skill, agar bisa berkerja sama dengan orang lain.

“Khususnya dalam hal komunikasi, agar tidak jadi sarjana-sarjana biasa. Kalau hanya jadi sarjana yang pinter, di Pasar Johar banyak,” katanya.

Sebagian besar, tambah dia, orang kuliah hanya untuk mencari ilmu saja. Tapi beberapa mahasiswa ada yang bergerak di organisasi, guna mencari pengalaman organisasi, kepelatihan kepemimpinan, serta pengalaman memanajemen organisasi. Para aktivis inilah yang menurut Muladi, merupakan mahasiswa yang memiliki keunggulan.
“Kami dorong mahasiswa untuk tak hanya kuliah saja, kuliah, pulang, belajar. Tapi kami juga akan memacu pergaulan organisasi dan berkoordinasi dengan banyak orang. Jangan hanya kuliah untuk mencari satu disiplin ilmu saja,” kata dia.

Secara keilmuan, mahasiswa USM diakuinya tak kalah dengan alumni universitas lain. Karena di USM tak hanya memakai dosen internal saja, tapi juga dari luar. “Secara keilmuan di era modern ini mahasiswa USM sangat siap. Tapi yang menurut saya masih lemah adalah wawasan kebangsaannya. Anak sekarang lemah soal pengetahuan sejarah negara dan pengetahuan soal Pancasila. Ini terbukti dalam beberapa seleksi aparatur sipil negara (ASN). Nilai wawasan kebangsaannya sangat minim. Padahal sekarang ini, wawasan kebangsaan sangatlah penting dan memiliki poin tinggi. Wawasan kebangsaan inilah yang akan kami pacu, untuk jadi nilai plus bagi alumni USM ke depan,” tegasnya.

Selain wawasan kebangsaan, dua hal lain yang juga penting sebagai nilai plus mahasiswa adalah digital literasi dan kemampuan bahasa asing. Kemampuan-kemampuan tersebut akan terus ditingkatkan, dengan harapan alumni USM bisa bersaing di era golbalisasi ini. Syukur-syukur bisa jadi pemimpin meski di lingkup yang masih kecil.

“Kalau orang pandai itu di Indonesia banyak. Yang dibutuhkan sekarang adalah generasi yang memiliki leadership baik, dan punya jiwa cinta tanah air,” tandasnya.

Dalam seminar itu selain dihadiri Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip Prof Dr Muladi SH, juga ada Ketua Pengurus Yayasan Alumni Undip Prof Abdullah Kelib SH, Rektor USM Andy Kridasusila SE MM, dan dimoderatori Wakil Rektor III Dr Mochammad Chaeruk Latif MSi.

Ketua Pengurus Yayasan Alumni Undip Prof Abdullah Kelib SH mengatakan, pihaknya akan mendorong para dosen dan pengajar USM untuk memberikan pemahaman tentang wawasan kebangsaan. Karena hal itu menurutnya penting untuk masa depan mahasiswa.

“Wawasan kebangsaan bertujuan menghidupkan kembali semangat kebangsaan, mendorong terwujudnya hidup yang harmonis, menjaga keutuhan bangsa, serta mendorong pencapaian cita-cita tujuan nasional,” katanya.(HS)

Pelaku Tak Kunjung Ditangkap, Kasus Bakar Mobil Jadi Teror Warga Semarang dan Kendal

Demam Berdarah Juga Mewabah di Semarang