in

Molornya Revitalisasi Kota Lama, Ini Kata Ketua BPK2L

Kota Lama Semarang

 

HALO SEMARANG – Proses revitalisasi Kota Lama Semarang diklaim sudah mendekati 100 persen. Hal itu dikatakan oleh Ketua Badan Pengelolaan Kawasan Kota Lama (BPK2L), Hevearita Gunaryanti Rahayu, Sabtu (23/3/2019).

Pasalnya, sebelumnya banyak keluhan dari masyarakat akan molornya pengerjaan revitalisasi kawasan Cagar Budaya di Kota Semarang tersebut. Dikatakan Ita, sapaan akrabnya, selama ini hal yang belum dipahami masyarakat yaitu proses pengerjaan Kota Lama yang terbagi menajadi dua tahap.

Di mana tahap pertama yang didanai oleh Kementerian PUPR yaitu revitalisasi wilayah Sayangan dan sepanjang Jalan Letjen Suprapto dan ditarget selesai akhir April 2019. “Sebelumnya memang ditarget rampung pada Desember 2018, namun karena ada kendala maka terpaksa ada adendum sampai April ini,” ujar Ita.

Waktu molornya pengerjaan revitalisasi yang cukup lama yang membuat banyak pertanyaan di benak masyarakat. Apalagi, selama ini, Kota Lama menjadi magnet wisatawan lokal maupun luar Kota Semarang.
Molornya pengerjaan revitalisasi Kota Lama dikarenakan adanya perubahan desain dari Kementerian PUPR. Sehingga hal tersebut menambah waktu pengerjaan yang sebelumnya sudah dijadwalkan selesai pada akhir Desember 2018 lalu.

“Saya tidak menyalahkan, kenapa terlambat. Saya bisa merasakan bagaimana susahnya para kontaktor mengerjakan proyek ini,” tuturnya.

DED Kota Lama yang berubah tersebut juga mengubah pekerjaan yang sebelumnya dijadwalkan hanya satu tahap, menjadi dua tahap.

“Karena awalnya dalam desain revitalisasi Kota Lama tersebut semua jadi satu. Ternyata dalam realisasinya harus dibagi menjadi dua tahap. Akhirnya semua berubah,” ujarnya.

Selain itu berubahnya tahap revitalisasi tersebut juga mempengaruhi penghitungan anggaran. Praktis hal tersebut memakan waktu yang kemudian revitalisasi menjadi molor sampai sekarang.

”Desain itu kan juga berbiaya. Sehingga perlu adanya preview dari BPKP, internal PUPR, namun sekarang kondisinya sudah clear dan jalan semua,” tuturnya.

Pihaknya optimistis jika April ini untuk revitalisasi tahap pertama sudah selesai. “Insyaallah untuk wilayah mulai Sayangan sampai Letjen Suprapto April ini sudah selesai,” ujarnya.

Apabila tahap pertama sudah selesai akan segera dilanjutkan untuk tahap kedua. Di mana tahap kedua tersebut yaitu revitalisasi di kawasan rumah pompa, Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bubakan.

Terpisah, Managemen Konstruksi PT Amitas Jakarta, Sonny Cahyo Bawono selaku konsultan dari PT Brantas Abipraya menjelaskan, banyak permasalahan yang dia alami, seperti adanya perubahan desain hingga problem sosial dan lingkungan.

Di mana mulanya desain awal menggunakan paving biasa untuk jalan utama dan pedestrian. Namun Menteri PUPR Basuki Hadimuljono tidak berkenan karena dinilai kurang bagus untuk kawasan heritage. Desain diminta diganti menggunakan struktur batu andesit atau batu alam. “Desain diganti total sesuai permintaan Bapak Menteri PUPR. Total anggaran semula dari Rp 156 Miliar menjadi Rp 170 Miliar,” katanya.(HS)

Kampanye Jokowi di Pasar, Mbak Ita Ngajak Pedagang Pasar Waru Goyang Jempol

Bisnis Properti Diprediksi Akan Mulai Menggeliat Awal April