in

Merehabilitasi Embung Kedung Banteng, Ganjar Tanam 2.600 Pohon

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menanam pohon untuk menghijaukan kawasan Embung Kedung Banteng di Desa Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. (Foto : Dok Humas Jateng)

 

HALO BOYOLALI – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan kawasan Embung Kedung Banteng di Desa Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali bisa menjadi contoh rehabilitasi lahan bekas galian C, yang rusak atau ditinggalkan.

Hal itu disampaikan Ganjar, seusai memimpin acara penanaman pohon di sekitar kawasan Embung Kedung Banteng, Kamis (11/3). Turut hadir dalam acara tersebut, Bupati dan Wakil Bupati Boyolali, DLHK Provinsi Jawa Tengah, Kepala Desa dan masyarakat Desa Cabean Kunti.

“Ini menjadi inspirasi. Jadi Embung Kedung Banteng ini harapan kita nanti akan menjadi tempat pariwisata. Kalau kita lihat inspirasinya adalah banyak tempat galian C yang rusak atau mungkin ditinggalkan, ternyata kalau kita tata ulang, bisa menjadi tempat yang bagus. Ini nanti akan menjadi tempat pariwisata,” kata Ganjar, yang datang ke lokasi sambil gowes bersama istri Siti Atikoh Ganjar.

Kegiatan menanam pohon untuk menghijaukan kawasan Embung Kedung Banteng di Desa Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (Foto : Dok Humas Jateng)

 

Selain dibangun embung seluas dua hektare, di sekitar kawasan tersebut juga dijadikan tempat rehabilitasi lahan kritis atau rusak akibat tambang galian C.

Sekitar 2.600 pohon terdiri atas pohon trembesi dan buah-buahan ditanam di lahan seluas sekitar 1 hektare.

Menurut Ganjar, Gerakan menanam pohon di lereng Gunung Merapi tersebut, selain rehabilitasi lahan juga sangat penting untuk melestarikan sumber mata air.

Di mana di Desa Cabean Kunti, terdapat beberapa sumber mata air atau oleh warga disebut Sendang Pitu (Sendang Tujuh).

“Semakin banyak pohon ditanam, harapan kami sumber air makin banyak dan itu akan menjadi tempat kehidupan. Kalau sekarang kami tanami, mudah-mudahan nanti anak cucu yang merasakan dan pariwisata akan berjalan. Ini contoh,” jelasnya.

“Beberapa tempat yang harus direhabilitasi karena galian C, sebenarnya bisa dibuat semacam ini. Jadi nanti semuanya bisa terinspirasi,” tegas Ganjar.

Kepala Dewa Cabean Kunti, Khamid Winardi, mengatakan Embung Kedung Banteng selesai dibangun pada Bulan Oktober 2020 lalu. Pembangunan tersebut dilakukan untuk memanfaatkan lahan bekas tambang pasir yang dinilai tidak produktif.

“Terima kasih Bapak Gubernur berkenan hadir di Embung Kedung Banteng. Ini dulunya bekas penambangan pasir, dulu keadaannya (lahan) kritis. Kemudian diusulkan untuk dijadikan embung. Setelah ini akan dibuat sebagai tempat pariwisata untuk daerah sekitarnya. Embung akan disalurkan untuk kebutuhan perairan dan akan diolah menjadi sumber air bersih,” katanya. (HS-08)

Warga Tugurejo Digegerkan Adanya Penemuan Ular Python Sepanjang 3,5 Meter

Popda Tingkat Eks-Karesidenan Pekalongan Tunggu Keputusan Pemalang