in

Menikmati Harumnya Kopi di Tengah Hamparan Sawah

Karyawan di Kopi Nggih Camp Jl Raya Karangmalang, Kelurahan Karangmalang, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, menyajikan makanan dan minuman pada para pengunjung. (Foto : Halo Semarang / Margareta Mawardi)

 

HALO SEMARANG – Berwisata sering menjadi jawaban untuk menghilangkan kejenuhan, akibat rutinitas kegiatan sehari-hari. Salah satu tempat wisata yang saat ini secara bertahap sedang dikembangkan, adalah Kopi Nggih Camp di Jl Raya Karangmalang, Kelurahan Karangmalang, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.

Sesuai namanya, pengunjung dapat menikmati beragam jenis kopi, seperti kopi flores, kopi bali kintamani, kopi java plunger, dan kopi robusta. Untuk kopi robusta, berasal dari Temanggung dan Lampung.

Beragam jenis kopi tersebut dapat disajikan dengan berbagai cara, antara lain kopi tubruk, kopi lelet, kopi jahe, dan kopi klotok. Ada pula shake dengan aneka toping, antara lain buah-buahan, cappucino, caramel, hazelnut, dan mocacino.

Untuk makanan, tersedia sajian seperti nasi goreng, mie dokdok, ricebowl, hingga penyet. Adapun untuk makanan ringan, pengunjung dapat menikmati beragam sajian, antara lain cireng, sotong, timus, pisang coklat, mendoan, singkong hingga gemblong.

Sembari menikmati aneka makanan tersebut, di kaki sebelah barat laut kaki Gunung Ungaran itu, pengunjung dapat memanjakan mata dengan melihat pemandangan alam, berupa hamparan sawah.

“Kami berusaha memanjakan pengunjung yang ingin melepas ketegangan, dengan mendekat pada alam pedesaan,” tutur Nugraha, salah satu pengelola objek wisata itu.

Di lokasi itu, sambil menikmati aneka sajian, pengunjung bisa sekadar duduk-duduk di bangku yang telah disediakan, bisa pula menyewa tenda untuk merasakan suasana berkemah.

“Kami juga sedang membuat flying fox yang tak lama lagi dapat dinikmati pengunjung,” tutur Nugraha, salah satu pengelola objek wisata itu.

Secara bertahap, kelak di tempat itu juga dapat menjadi semacam bumi perkemahan. Tersedia lahan sekitar 200 meter persegi untuk camping. Namun untuk camping, saat ini belum bisa dibuka, karena masih dalam situasi Pandemi Covid-19.

Sri Dana Kuncara, pengelola lain menambahkan di tempat itu nantinya juga akan ada taman kelinci. Fasilitas tersebut nantinya bisa menjadi tempat edukasi bagi anak-anak, untuk lebih mengenal hewan mamalia dari famili Leporidae itu.

Selain tempat edukasi, di tempat itu kelak juga akan tersedia menu kuliner kelinci, termasuk sate kelinci. “Saat ini kelinci belum kami datangkan, karena masih dalam proses pembesaran,” kata dia.

Bagi pecinta olahraga panahan, pihaknya juga menyediakan tempat untuk kegiatan itu, berikut peralatan untuk memanah. Juga untuk pengunjung yang menyukai bermain air, di lokasi itu juga akan ada kolam renang.

“Kami juga akan membangun rumah-rumah pohon,” kata dia.

Nugraha menambahkan, “nggih” dalam bahasa Jawa bisa bermakna “kepanggih” atau bertemu. Kami berharap para tamu dapat kembali ke tempat ini, sehingga dapat kepanggih malih (bertemu lagi).

“Para pengunjung yang berkenan, juga dapat menuliskan doa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, pada lembar yang telah kami sediakan. Lembar doa ini sekaligus sebagai simbol penghormatan kami pada keberagaman di Indonesia,” kata dia. (HS-08)

Kendal Resmi Miliki Mal Pelayanan Publik

Antisipasi Lonjakan Covid-19, Bupati Pati Lakukan Operasi Yustisi