in

Mengenal Koya, Kue Manis yang Pernah Populer Pada Zamannya

Foto ilustrasi Kue Koya.

ANAK-ANAK atau remaja yang tumbuh di tahun 1980 hingga 1990an di Jawa Tengah, tentu tak asing dengan makanan ringan bernama kue koya. Mungkin untuk generasi sekarang, banyak yang tak mengetahui tentang kue yang satu ini. Tapi dulu kue ini ngehits banget di tahun 90-an, dan banyak dijual sebagai jajanan ringan di sekolah-sekolah tingkat SD dan TK. Harganya pun murah kala itu, sekitar Rp 50 hingga Rp 100 untuk satu wadah, ketika nilai tukar rupiah dengan dolar Amerika masih di bawah Rp 10.000.

Kue koya ini punya rasa yang manis, kasar di mulut, dan terkenal “ringkih”, jadi harus hati-hati saat mengambilnya agar tidak hancur dan jatuh berceceran. Kue ini terbuat dari tepung ketan ditambah gula sebagai pemanis, kemudian dikeringkan. Biasanya kue ini hadir ketika hari raya Lebaran ataupun hajatan.

“Kue ini dulu sempat menjadi jajanan populer di kalangan anak-anak yang tumbuh pada tahun 1980 hingga 1990an. Namun saat ini sudah sulit dicari. Rasanya unik, kayak makan bedak atau pasir tapi manis. Kalau makannya terlalu banyak, menempel di dinding-dinding mulut, tapi sensasinya memang ngangeni,” kata Purnomo, tokoh masyarakat di Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Minggu (21/5/2023).

Disunting dari berbagai sumber, Kue Koya adalah makanan zaman dulu yang dibuat dari tepung ketan dan kacang. Konon proses pembuatannya relatif sederhana, bisa dilakukan tanpa bantuan oven. Hanya memanfaatkan sinar matahari saja untuk mengeringkannya, sebelum dihidangkan. Beberapa daerah di Indonesia memiliki sebutan-sebutan yang berbeda untuk kue yang satu ini.

Contohnya orang Malang, Jawa Timur kerap menyebutnya kue satru atau payako, sementara orang Betawi kerap menyebutnya sebagai kue satu. Sementara di sebagian daerah di Jawa Tengah, khususnya Kota Semarang dan sekitarnya menyebutnya dengan “koya”.

Sajian Wajib

Kue dengan rasa manis ini sempat menjadi cemilan favorit pada tahun 1970-an hingga 1990-an. Bahkan menjadi sajian wajib ketika Lebaran. Hampir setiap rumah pada era 90-an menyediakan bertoples-toples kue koya sebagai suguhan. Namun, sekarang jajanan ini sudah jarang ditemukan, bahkan termasuk kategori jajanan langka.

Kue koya yang biasa dijual di warung-warung kelontong umumnya berbentuk bulat. Salah satu merek yang paling terkenal adalah kue koya Tau Sa Ko dengan logo delima tawon, diproduksi oleh sebuah perusahaan makanan di Malang, Jawa Timur. Dalam satu kemasannya, berisi 6 buah kue berbentuk kepingan-kepingan bulat, dengan isian kacang hijau atau cokelat.

Jika melihat bungkusnya, selintas terlihat biasa saja, tidak begitu menarik karena hanya kertas putih berbentuk tabung dengan merk dan logo perusahaan pembuatnya dengan warna merah.

Apalagi ketika dikeluarkan dari kemasannya, kue ini sangat rapuh dan mudah hancur. Namun ketika sudah masuk ke dalam mulut, muncul sensasi seperti makan bedak, kemudian langsung “lumer” di lidah dengan rasa manis. Cita rasanya? lezat tak terlupakan.

Tak heran jika hingga saat ini masih saja ada yang mencari kue koya Tau Sa Ko dengan logo delima tawon, untuk mengembalikan kenangan indah di masa lalu.(HS)

Polri Tangkap Pimpinan KKB Pelaku Penembakan Anggota Polri

PSIS Perkenalkan Gian Zola Sebagai Rekrutan Baru