
HALO SEMARANG – Dua tahun sudah Masjid Kapal atau Masjid ‘Bahtera Nuh’ berdiri. Masjid yang ada di Jalan Kiai Padak, RT 5 RW 5, Kelurahan Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang itu terlihat kondisinya masih sama seperti dua tahun lalu saat viral di media sosial dan tersebar di dunia maya.
Bangunan masjid yang terinspirasi kisah keteladanan Nabi Nuh tersebut memiliki detail arsitek cukup unik percampuran antara bentuk masjid dengan bangunan kapal. Bentuk utama sebuah kapal besar, lengkap dengan jendela berbentuk bulat, buritan, haluan dan masih banyak lagi.
Bangunan itu rupanya masih menjadi daya pikat setiap orang yang melintasi jalan tersebut. Beberapa warga mampir untuk melaksanakan salat atau hanya sekadar berfoto dengan latar kapal besar itu.
Jika dulu belum ada fasilitas kantin atau warung makan, kini depan masjid sudah banyak berjejer, bahkan di dalam area halaman masjid juga tersedia kantin.
Memasuki gerbang masjid kini dikenakan tiket masuk Rp 3.000, dan Rp 2.000 untuk tiket parkir roda dua. Masjid kapal ini pun mulai menjadi destinasi wisata religi baru di Kota Semarang.
Penjaga Masjid Kapal Safinatul Najah, Rokhimin mengatakan, makin sore masjid ini ramai dikunjungi masyarakat sekitar dan luar daerah.
“Karena banyak yang penasaran ingin melihat langsung bentuknya seperti apa,” katanya, Sabtu (22/6/2019).
Rokhimin menambahkan, bangunan masjid kapal memiliki tiga lantai, panjang 50 meter, lebar 17 meter dan tinggi 14 meter. Kapal besar ini memiliki luas 2.500 meter persegi, dengan multi fungsi bangunan, yakni lantai pertama untuk ruang pertemuan, lantai dua untuk masjid, dan lantai tiga direncanakan untuk sebuah sekolah kejuruan dan balai kerja.
“Bangun ini sebenarnya bukan masjid saja, tapi multi guna, malah lantai 1 paling banyak kegiatannya justru kegiatan sosial,” terang Rokhimin.
Masjid Kapal sendiri terletak jauh dari perkampungan dan berada di tengah hutan dan area persawahan.
“Jadi kami fokus biar tempat ini bisa dipakai kegiatan sosial saja, ada pengobatan gratis setiap minggunya. Kemarin juga ada fashion show busana muslim dari Magelang di sini,” jelasnya.
Rokhimin menceritakan, jika bangunan tersebut milik seorang bernama Kiai Achmad, yang berkeinginan membuat masjid tak hanya sebatas tempat ibadah namun bisa berfungsi layaknya bahtera Nuh yang memiliki banyak fungsi ruangannya.
“Jadi sambil mengingat sejarah, untuk kembali mengajak mengingat Tuhan, dan dibuatlah masjid ini dengan fungsi bangunan lainnya di tiga lantai,” katanya.
Bahkan menurut Rokhimin, pesan dari Kiai Achmad masjid tersebut beserta bangunan lainnya bisa dimanfaatkan oleh warga secara gratis seperti untuk pertemuan, hajatan, dan resepsi pernikahan.
Pengunjung asal Salatiga, Wardi mengaku baru pertama kali datang ke Masjid Kapal. Dia sempatkan salat Ashar di lantai dua masjid.
“Baru pertama, tadi lewat depan lalu ingin mampir, masjidnya bagus, unik seperti yang diberitakan saat viral dulu,” katanya.
Pengunjung lainnya, Sari mengatakan, area masjid pun sangat Instagramble. Kaum muda banyak yang mengambil foto, karena latar pemandangan berupa hutan, sawah, dan jika cuaca bagus Gunung Merapi dan Ungaran akan terlihat cerah.(HS)