HALO SEMARANG – Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Muhammad Afif meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk memberikan sosialisasi atau informasi terkait prediksi cuaca ekstrem kepada masyarakat terutama pada puncak musim hujan saat ini. Hal ini untuk mengantisipasi sejak dini bencana banjir, seperti masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar daerah aliran sungai (DAS) maupun rawan bencana banjir dan longsor.
“Pemerintah Kota Semarang perlu memberikan sosialisasi secara massif kepada masyarakat, terkait prakiraan cuaca ekstrem yang masih akan ada potensi apalagi memasuki puncak musim hujane pada Januari -Februari 2023 menurut peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG. Jadi bisa untuk antisipasi sejak dini, khususnya kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana banjir dan longsor,”terangnya, Kamis (5/1/2023⁷Saged ).
Selanjutnya, kata Afif antisipasi banjir susulan karena masih adanya potensi cuaca ektrem, disisi lain masyarakat diimbau untuk melakukan pembersihan lingkungan sekitar tempat tinggalnya masing-masing. “Perlu diingatkan lagi bagi warga untuk membersihkan saluran mampet dan tumpukan sampah yang dapat menyebabkan genangan banjir,”imbuhnya.
Disamping pemerintah sudah memasang perangkat Early Warning System ( EWS) di beberapa titik di Kota Semarang, lanjut politisi Partai PKS ini yakni sebagai deteksi bencana banjir bagi warga, harus juga diikuti dengan disosialisasikan sampai ke semua warga.
“)Jangan sampai warga tidak mengetahui informasi terkait prediksi cuaca ektrem dari BMKG, maupun jika ada potensi bencana banjir susulan saat masuk puncak musim hujan seperti saat ini,” pungkas Afif.
Sementara itu, Pengamat Pemerintahan Undip Semarang, Teguh Yuwono menjelaskan masalah banjir memang tidak bisa diselesaikan tanpa peran dari masyarakat. Masyarakat juga harus bisa berbenah dan mengurangi kebiasaan yang berdampak pada lingkungan misalnya yang masih membuang sampah sembarangan.
“Problem membangun itu bukan hanya di fisik saja, tapi juga perilaku. Jadi kenapa negara-negara berkembang selalu ketinggalan dengan negara maju. Di negara maju sungai itu ada di depan rumah kita bukan di belakang, sehingga sungai betul-betul dijaga dan bersih dari sampah,” ujarnya. (HS-06)