in

Masa Pandemi, BMKG dan Pemkab Magelang Gelar Sekolah Lapang Iklim Secara Virtual

Sekolah Lapangan Iklim (SLI) Operasional Tanggap Covid-19 yang digelar secara virtual oleh BMKG bersama Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Magelang, di Kantor Desa Pandean, Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang, Kamis (10/2).

 

HALO MAGELANG – Saat ini curah hujan yang tinggi akibat fenomena La Nina masih berlangsung. Dampak fenomena La Nina di Kabupaten Magelang, curah hujan lebih tinggi sekitar 20 persen dari batas normalnya.

BMKG juga memperkirakan mulai akhir Desember 2020 curah hujan meningkat. “Prediksi akan berahir akhir Mei 2021. Jadi masih panjang,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, seperti dirilis Magelangkab.go.id.

Menurut Dwikorita, jika cuaca buruk benar-benar terjadi, maka masyarakat perlu mewaspadai bencana hydrometeorologi, berupa banjir dan tanah longsor. Masyarakat harus mengetahui tanda-tandanya, agar tidak menjadi korban ketika bencana benar-benar terjadi.

Hal itu disampaikan Dwikorita, saat membuka Sekolah Lapangan Iklim (SLI) Operasional Tanggap Covid-19 yang digelar secara virtual oleh BMKG bersama Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Magelang, di Kantor Desa Pandean, Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang, Kamis (10/2).

Sementara itu dalam SLI Operasional Tanggap Covid-19, yang diikuti para petani ini, Dwikorita berpesan agar para petani yang mengikuti kegiatan SLI ini, dapat memetik ilmu dan dapat segera memulai mengenali iklimnya. Dengan pengetahuan yang diperoleh, petani diharapkan dapat meningkatkan hasil panen.

Menurut Dwikorita, pada program SLI sebelumnya telah terbukti mampu meningkatkan hasil panen tomat para petani di Desa Jogoyasan Kecamatan Ngablak di saat daerah lain produksinya sudah mulai menurun. Hasil panen tomat bagus melimpah itu juga diiringi harga yang tinggi.

Melalui SLI pula BMKG mendukung program upaya mendukung ketahanan pangan dengan informasi cuaca dan iklim kepada para petani.

“Kita berkontribusi dengan informasi cuaca, agar panen bagus. Itu meningkatkan ekonomi petani,” jelasnya, seperti dirilis Magelangkab.go.id.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Kabupaten Magelang, Iwan Sutiarso mengungkapkan pihaknya mendukung program BMKG dalam upaya meningkatkan pengetahuan iklim para petani dengam selalu menerapkan protokol kesehatan.

Lahan pertanian yang diolah di Kabupaten Magelang mencapai 27 ribu hektare lebih atau sekitar 70 lahan di Kabupaten Magelang digunakan sebagai sektor pertanian. Wilayah Kabupaten Magelang berbentuk seperti cawan yang dikelilingi gunung dan perbukitan. Potensi pertanian agroklimak itu juga didukung stabilitas pasokan air di setiap musimnya.

Dengan SLI BMKG ini, dimungkinkan menjadi pedoman masyarakat petani dalam meningkatkan sumber daya dan pendapatannya.

“Oleh karena itu SLI dapat diterapkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari,” kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Kabupaten Magelang, Iwan Sutiarso.

Selain bermanfaat bagi pertanian, dijelaskan Iwan, informasi iklim BMKG juga dapat menjadi acuan untuk mitigasi bencana. Mengingat wilayah Kabupaten Magelang merupakan daerah rawan. (HS-08)

Pasien Sembuh Covid-19 Hari Ini Tambah 111 Orang

Makin Kompleks, Penanganan Erupsi Merapi Di Tengah Pandemi