in

Marimas dan Dinas Pendidikan Kota Semarang Gelar Pelatihan Ecobricks untuk Guru

Pelatihan ecobrics bagi para guru.

 

HALO SEMARANG – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni, Marimas bersama Dinas Pendidikan Kota Semarang menggelar Pelatihan Ecobricks untuk Guru SD dan SMP, Rabu dan Kamis 12-13 Juni 2019 di Wisma Purba Danarta. Sebanyak 200 Guru SD dan SMP mendapatkan pelatihan pembuatan ecobricks.

Lantip Waspodo selaku Humas Marimas berharap, dengan adanya pelatihan ecobricks, pendidikan di Indonesia terutama di Semarang dapat membentuk karakter siswa untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Sehingga di masa yang akan datang terwujud lingkungan yang lebih hijau, bersih dan sehat.

Selain mengadakan pelatihan ecobricks ini, Marimas juga mensosialisasikan program Marimas Ecobricks Gratis 1.000 Laptop untuk Sekolah seluruh Indonesia.

“Caranya adalah, sekolah membuat 100 ecobricks dan dapat ditukar dengan 1 unit laptop. Program ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Marimas untuk menarik kembali bungkus-bungkus kosong Marimas di masyarakat agar tidak mencemari lingkungan. Sekolah dapat mendaftar Program Marimas Ecobricks Gratis 1000 Laptop melalui www.marimasecobricks.com, program berakhir di Desember 2019,” kata Lantip Waspodo, Kamis (13/6/2019).

“Ecobricks ini merupakan metode pengelolaan paling mudah di mana semua orang bisa melakukannya. Cara membuat ecobricks adalah plastik bekas kemasan baik makanan maupun lainnya dibersihkan dan dikeringkan lalu dipotong-potong kecil dan masukkan ke dalam botol plastik bekas lalu dipadatkan dengan tongkat kayu atau bambu hingga padat. Berat minimal ecobricks adalah sepertiga dari volume botol yang digunakan. Jika botol yang digunakan adalah 600ml maka berat ecobricks minimal 200 gr,” tambahnya.

Sementara Gunawan Saptogiri, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang menyampaikan, bahwa Indonesia merupakan negara penghasil sampah terbesar kedua di dunia. Oleh sebab itu pihaknya mengimbau masyarakat untuk bisa mengelola sampah.

“Sampah yang ada di sekolah bisa dikelola semuanya, plastik bisa menjadi ecobricks, sampah organik menjadi pupuk. Kertas juga bisa dijadikan kerajinan sehingga kita bisa mengurangi sampah dari sumbernya,” katanya.

Adanya pelatihan ecobricks ini diharapkan dapat memacu maayarakat dalam mengurangi sampah plastik, terutama di SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi. Bahkan pihaknya juga akan melibatkan masyarakat melalui PKK dan organisasi lain.

“Saya juga mengingatkan kepada masyarakat, kalau belanja di pasar misalnya, sebaiknya bawa tas belanja sendiri sehingga tidak menggunakan kresek. Jika ada rapat-rapat atau acara minumnya pakai gelas kaca sehingga dapat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai,” katanya.(HS)

Lokalisasi Sunan Kuning Akan Ditutup 17 Agustus, Tiap WPS Akan Terima Sekitar Rp 5 Juta/Orang

Polda Jateng: Jelang Putusan MK, Masyarakat Diimbau Tenang dan Tetap Jaga Kondusifitas