in

Mapping Project #6, Sebuah Usaha Komitmen Pengarsipan Kegiatan Kesenian

Para pengunjung melihat karya pameran pemetaan di Grobak Art Kos, Hysteria, Jl Stonen No 29, Bendan Ngisor, Gajah Mungkur, Kota Semarang.

HALO SEMARANG – Sebagai usaha membagi database bersama, dan komitmen pengarsipan “Mapping Project #6”, Hysteria kembali mengadakan pameran pemetaan di Grobak Art Kos, Hysteria, Jl Stonen No 29, Bendan Ngisor, Gajah Mungkur, Kota Semarang.

“Pameran ini merupakan lanjutan dari agenda rutin hysteria sebagai wujud konsistensi kami dalam mengarsipkan hal-hal yang terkait dengan kegiatan seni urban di Semarang,” ucap Ipunk Nasyeh selaku kurator dalam pembukaan pameran, baru-baru ini.

Pameran yang berlangsung sejak tanggal 27 November hingga 13 Desember mendatang ini, sedikitnya memuat 62 creative space yang terdiri dari art space, tempat wisata, hingga tempat nongkrong gaul anak muda urban yang kekinian.

Digambar langsung di dinding-dinding galeri, menggunakan cat tembok yang memuat hamparan Kota Semarang. Creative space yang tertera tidak serta merta statis, namun Ipunk Nasyeh, selaku kurator juga memberikan ruang bagi pengunjung untuk menambahkan creative space yang belum masuk ke pemetaan melalui sticky note dan spidol yang telah disediakan.

“Selain sebagai bentuk sosialisasi informassi dan membagikan database bersama kepada khalayak, pameran ini juga wujud dukungan apresiatif kami terhadap perkembangan denyut kegiatan kreatif,” lanjut Ipunk Nasyeh.

“Dengan pengarsipan ini, nantinya kita bisa mempelajari srategi agar terus konsisten dan eksis dalam berkegiatan, sehingga terus tumbuh dan berkembang tanpa mati perlahan-lahan,” tambahnya.

Sementara itu, Ekki, salah satu seniman yang terlibat dalam pameran mapping project ini, mengaku mendapatkan pembelajaran dan pengalaman yang menarik dalam prosesnya di bidang ilustrator dan desainer.

“ini tantangan buat saya. Membuat list creative space sampai tempat gaul, membuat ilustrator atau desainnernya, kemudian membuat peta sesuai dengan kontur wilayah semarang yang sangat luas. Ini asyik. Terlebih di tengah-tengah orang yang abai akan pengarsipan,” tutur Ekki.

Sementara itu, Adin, selaku direktur Hysteria berniat untuk lebih mengembahkan Dewan Risetnya dan melakukan pemetaan-pemataan lain, higga memungkinkan untuk membuat pameran rutin tahunan.

Pembukaan pameran berlangsung meriah dengan penampilan musik Bunyi Halaman Belakang oleh trio srikandi; Audindra (Semarang), Kanina (Semarang), dan musisi yang telah berhasil tour di Eropa, Nova Ruth (Malang). Pengunjung yang datang, kemudian beberapa kali ikut menambahkan daftar creatif space sesuai dengan peta. Memberikan keterangan, serta eksistensi creatife space mereka tentu tanpa menanggalkan esensi.

“Meski sempat hujan, tapi antusias penonton luar biasa,” tandas Ipunk Nasyeh.

Pameran akan berlangsung hingga tanggal 13 Desember mendatang. Rencananya akan ada diskusi peka kota forum tantang pentingnya creative space sebagai properti kota pada 12 Desember dan ditutup dengan forum diskusi fungsi creative pace dan denyut komunitas di era kekinian pada 13 Desember 2019. Pameran dibuka mulai pukul 10.00-22.00 setiap hari.

“Di tengah-tengah kesadaran pengarsipan yang minim, semoga ini bisa menjadi pemantik kita semua,” ucap Faza, pegiat Komunitas Semarang Coret saat mengunjungi pameran.(HS)

PSI Berharap Bisa Usung Jurnalis di Pilwakot Semarang 2020

Pengunjung Antusias Ikuti Donor Darah Berhadiah di Mal Ciputra