
HALO KENDAL – Lapas Terbuka Kendal yang berlokasi di Desa Bleder dan Desa Bangunsari Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, terus meningkatkan produktifitasnya dalam memproduksi hasil pertanian dan perkebunan.
Hal ini sebagaimana upaya mempertahankan status sebagai Lapas Produktif.
Sejak ditetapkan sebagai Lapas Produktif oleh Kementerian Hukum dan HAM pada tahun 2017, berbagai kegiatan pembinaan kemandirian yang bertujuan memberikan bekal keterampilan kepada warga binaan, terus dikembangkan.
Salah satunya memanfaatkan lahan milik UPT Pemasyarakatan yang semula tak produktif, untuk jadi lahan pertanian dan perkebunan.
“Apalagi pada masa pandemi saat ini, pangan menjadi sektor yang wajib dikembangkan dan ditingkatkan produktifitasnya,” terang Rusdedy, Kepala Lapas Terbuka Kendal, Minggu (23/8/2020) sore.
Dikatakan, pihaknya tak mau menyerah ketika Lapas Terbuka Kendal sempat kosong karena ditinggal warga binaannya yang melaksanakan asimilasi di rumah. Saat ini, kegiatan kembali diisi oleh warga binaan pekerja dan bahkan mampu memproduksi hasil tanaman pangan hingga ratusan ton.
Berbagai pihak digandeng, untuk mewujudkan program Lapas Produktif. Di antaranya Kementerian Pertanian dan Bappenas digandeng untuk mendorong program ketahanan pangan nasional penanaman jagung di lahan UPT Pemasyarakatan.
“Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan Kabupaten Kendal juga mendorong budi daya perikanan dan peternakan bersama Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (WAIBI) di bidang pelatihan agribisnis,” ujar Rusdedy.
Kemudian, CV Indoshrimps membantu di bidang budi daya udang vaname sistem kolam bundar, CV Putra Kirana di bidang budi daya buah-buahan dan tanaman sayuran.
“Ada juga PT Sido Muncul yang memberikan support dalam bidang budi daya tanaman herbal, Yayasan Global Ikhwan Indonesia dalam bidang pembinaan kepribadian, dan Kementerian Agama dalam bidang pembinaan keagamaan,” terangnya.
Menurut Rusdedy, beberapa kegiatan yang menghasilkan seperti budi daya tanaman jagung dilaksanakan di lahan seluas 15 hektare, dengan hasil per hektare mencapai 5 ton.
“Maka totalnya mencapai 75 ton untuk satu kali masa tanam. Dalam satu tahun Lapas Terbuka Kendal juga dapat melakukan dua kali masa tanam, hingga jumlah total yang didapat 150 ton/tahun,” katanya.
Tak hanya jagung, pihaknya juga melakukan budi daya 25.000 tanaman melon.
Dengan hasil per pohon rata-rata 4 kg, maka hasil per periode tanam mencapai 100 ton. Budi daya melon ini, menurutnya per tahun bisa 4 kali tanam, sehingga total pertahun budi daya melon mencapai 400 ton.
“Selain melon, kami juga mengembangkan budi daya 2400 pohon semangka, dengan hasil per pohon sekitar 3 kg. Semangka untuk satu tahunnya bisa 4 kali periode tanam, sehingga total per tahun menghasilkan 28,8 ton buah semangka,” katanya.
Tidak hanya di bidang pertanian, bidang peternakan juga digeluti dengan kegiatan budi daya ayam petelur, yang per hari dapat menghasilkan 125 kg.
“Untuk setiap bulannya hasil mencapai 3,75 ton telur. Apabila diakumulasikan pertahunnya mencapai 45 ton. Sedangkan bidang perikanan mengembangkan budi daya udang vaname dengan hasil pertahun mencapai 36 ton,” jelasnya.
Selain kegiatan pertanian dan peternakan yang kapasitas produksinya besar, Lapas Terbuka Kendal juga menyelenggarakan kegiatan pertanian dan peternakan yang kapasitas produksinya masih kecil.
“Namun ke depan akan terus ditingkatkan. Seperti ternak ayam pedaging, sapi, kambing/domba, budi daya ikan air tawar, tambak ikan bandeng, perkebunan singkong/ubi rambat, pisang, tanaman herbal dan sayur-sayuran,” ungkapnya.
Tak berlebihan apabila kegiatan pembinaan kemandirian yang semula hanya bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan kepada warga binaan, telah berdampak positif guna mendukung program ketahanan pangan nasional.
Rusdedy juga memberikan motivasi, bahwa dalam mengelola semua kegiatan agar berjalan dan terus produktif, kuncinya adalah bersinergi.
“Kita harus mampu bersinergi dengan semua stakeholder pemangku kebijakan dan kepentingan. Lapas Terbuka Kendal adalah hasil sinergi dan bekerja bersama antara Kementerian/Lembaga, NGO, swasta dan kelompok-kelompok tani,” tukasnya.
Salah satu pendamping pertanian melon, Abidin dari Jaripurwo Rowosari mengatakan, lokasi lahan untuk tanaman melon sebaiknya lahan yang mudah pengairannya, tidak berangin kencang, bukan daerah rawan banjir, dan mudah dijangkau kendaraan saat panen tiba.
“Tanaman melon menyukai tanah yang gembur dan kaya akan unsur hara makro dan mikro. Oleh karenanya pengolahan tanah harus dilakukan dengan tepat,” terangnya.
Saat tanaman umur 1 minggu lakukan penyiraman setiap hari pagi dan sore. Makanya di area lahan milik lapas ini dibuat 12 sumur. Setelah itu penyiraman cukup dilakukan setiap 2 hari sekali dengan sistem kocor.
“Saat musim hujan pastikan lahan tidak tergenang terlalu lama, oleh karenanya selalu jaga kondisi dan kebersihan saluran drainase agar terawat dengan baik,” jelasnya.(HS)