HALO BOYOLALI – Ratusan warga di Dukuh Grogolan, Desa Tegalgiri, Nogosari, Boyolali, melaksanakan sadranan bersama di tempat pemakaman dukuh setempat, sebagai bentuk pelestarian tradisi budaya Jawa,
Sebelum melakukan tradisi sadranan, mereka terlebih dahulu membersihan pemakaman secara bersama sama, untuk kemudian mendoakan sanak saudara serta leluhurnya yang telah meninggal dunia. Acara dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin tokoh agama.
Menurut keterangan tokoh agama desa setempat, Kusnan, kegiatan ini merupakan tradisi sadranan yang dilakukan warga pribumi dukuh Grogolan serta warga perantauan.
Acara seperti ini digelar setiap satu tahun sekali pada bulan Ruwah dalam kalender Jawa, dan diikuti warga asli dan sebagian dari perantauan.
“Ini berbaur bersama sama mendoakan para saudaranya yang telah meninggal di makam ini,” kata dia, seperti dirilis boyolali.go.id, Rabu (15/3/2023).
Ia mengatakan, dengan doa bersama seperti ini, diharapkan hajat semua warga terkabul, dan mereka yang sudah meninggal diterima oleh Allah Swt.
Kebersamaan ini juga merupakan wujud dari persatuan antarwarga, di mana tidak lama lagi akan datang tahun politik.
“Jadi kita tetap wujudkan kesatuan dan persatuan antarwarga, apalagi sebentar lagi kita bersama sama menemui tahun poltik. Kita harus dapat bersatu,” tambahnya.
Sementara itu, Gamma Wijaya selaku anggota DPRD Boyolali dari Fraksi PDIP yang hadir dalam acara tradisi sadranan, mengatakan tradisi sadranan merupakan tradisi yang sudah dilakukan warga setiap tahunnya.
“Saat ini cukup meriah, sadranan kali ini warga membawa tumpengan berikut ayam ikung berjumlah 120 tumpeng. Dan yang tidak kalah menariknya, makan bersama bersama warga dari perantauan, mereka terlihat cukup antusias,” kata dia.
Lebih lanjut, dia mengatakan, selain melakukan tradisi sadranan, warga juga melakukan pemotongan 9 ekor kambing.
“Di sini memotong kambing juga, jumlahnya ada 9 ekor kambing. Setelah dipotong, daging tersebut dimasak dan makan secara bersama sama di tempat sadranan ini,” jelas dia.
Pihaknya, merespon sepenuhnya kegiatan masyarakat yang terjadi secara turun temurun.
“Dengan kebersamaan seperti ini tentu membuat iklim ditengah tengah warga nampak sejuk dan menjaga persatuan antarwarga di sini,” kata dia. (HS-08).