in

Kunjungan Wisata Jateng Didominasi Wisatawan Tiongkok dan Eropa, Disporapar Mulai Bidik Segmen Timur Tengah

Kepala Disporapar Jawa Tengah, Sinoeng Noegroho Rachmadi, saat berbicara dalam konferensi pers Event Borobudur Travel Mart dan Expo (BTME) 2019 di Hotel Aston Semarang, Selasa (22/10/2019).

 

HALO SEMARANG – Selama beberapa tahun terakhir, kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Tengah masih didominasi wisatawan-wisatawan dari Benua Eropa, seperti Prancis, Jerman, dan Belanda. Selain Benua Eropa, wisatawan negara Asia yang banyak berlibur ke Jawa Tengah yaitu wisatawan dari Tiongkok. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Sinoeng Noegroho Rachmadi, saat konferensi pers Event Borobudur Travel Mart dan Expo (BTME) 2019 di Hotel Aston Semarang, Selasa (22/10/2019).

Menurutnya, data dari Disporapar Jawa Tengah, tahun 2018 untuk wisatawan mancanegara yang berwisata ke Jawa Tengah mencapai 688 ribu orang. Wisatawan itu masih didominasi dari warga di negara Eropa, yang secara keseluruhan mencapai 50 persen. Sementara untuk negara Asia, Tiongkok menduduki peringkat pertama dengan 5,20 persen, disusul beberapa wisatawan dari negara Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Singapura.

“Sementara untuk kunjungan wisatawan nusantara mencapai 48,9 juta wisatawan. Untuk wisatawan nusantara jumlahnya hampir merata. Beberapa tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara, di antaranya Borobudur, Prambanan, Lawang Sewu dan Kota Lama Semarang, Balekambang Solo dan lain-lain,” katanya.

Ke depan, pihaknya membidik segmen wisatawan Timur Tengah untuk bisa berkunjung ke Jawa Tengah. Apalagi dengan adanya kebijakan Kementerian Pariwisata yang mendorong tumbuhnya destinasi wisata halal di Indonesia.

Selain itu negara-negara Timur Tengah menurutnya sangat potensial untuk bidikan promosi wisata di Jateng. Dengan perkembangan ekonomi yang stabil, serta pertumbuhan wisata halal di Jateng yang juga meningkat.

“Target kami tak muluk-muluk, pada tahun 2019 ini diharapkan bisa mencapai 49 juta wisatawan nusantara dan 850 ribu wisatawan mancanegara,” katanya.

Event Borobudur Travel Mart dan Expo (BTME) 2019 yang akan diadakan di Semarang, pada Jumat (25/10/2019) hingga Minggu(27/10/2019), diharapkan akan memberikan dampak positif bagi kunjungan wisata ke Jawa Tengah. Apalagi ada dua negara yang akan ikut bergabung di acara ini, yaitu Singapura dan Malaysia.

“Singapura dan Malaysia merupakan dua negara di Asia Tenggara yang memiliki peran penting dalam peningkatan kunjungan wisata di Indonesia. Karena banyak turis luar negeri yang datang ke Jateng, agen travelnya dari sana. Maka diharapkan akan ada pemahaman baru untuk meningkatkan loyalitas pengunjung dari luar negeri, khususnya dari Timur Tengah untuk datang ke Jateng,” katanya.

Event Borobudur Travel Mart dan Expo (BTME) 2019 sendiri akan digelar di Kota Semarang oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng melalui Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng pada Jumat, (25/10/2019) hingga Minggu, (27/10/2019).

“Tahun ini kami gelar di Kota Semarang. Melihat perkembangan destinasi Kota Semarang begitu pesat seperti Kota Lama dan Lawang Sewu,” kata Ketua Panitia BTME 2019 Sugeng Sugiantoro saat konferensi pers kepada media di Hotel Aston Semarang.

Dia menambahkan, event yang bertujuan untuk mempromosikan destinasi wisata di seluruh wilayah Jawa Tengah tersebut akan berlangsung selama tiga hari, dan diikuti 88 seller (penjual) dari Jawa Tengah dan buyer (pembeli) dari seluruh wilayah Indonesia. Di antaranya Ambon, Bandung, Bali, Jakarta, Samarinda, Surabaya hingga mancanegara, seperti Malaysia dan Singapura.

“Guna menarik para buyer, event yang sudah berjalan selama 25 kali ini akan dimeriahkan dengan 15 stand yang terdiri dari 12 pelaku usaha UMKM dan dua instansi pemerintahan dan satu komunitas pariwisata,” paparnya.

Tujuan dari event ini adalah, meningkatkan citra positif Jawa Tengah sebagai pusat budaya dan destinasi wisata unggulan di lndonesia. Selain itu juga membangun jejaring promosi terpadu lintas usaha jasa pariwisata dan lintas negara.

“Kami juga ingin menjual potensi pariwisata Jawa Tengah dan meningkatkan pergerakan wisatawan nusantara dan kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Tengah. Selain itu juga memberikan ruang dan media bagi pelaku usaha pariwisata dan industri penunjang pariwisata Jawa Tengah untuk memasarkan produknya,” harap Sugeng.(HS)

Pemerintah Kota Tegal Gandeng Grab untuk Wujudkan Visi Smart City

Meriahkan Suasana Hari Santri, Kru BRT Trans Semarang Pakai Baju Muslim